Pamuji Lestari (52) merupakan satu-satunya Kepala Dusun (Kasun) perempuan di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Perempuan yang akrab disapa Pamuji, ini bukan hanya dikenal ulet dan kreatif, namun juga peduli pada isu pekerja migran Indonesia (PMI) di Gogodeso. Pamuji juga aktif sebagai salah satu anggota Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) Gogodeso.
Kini sudah 17 tahun Pamuji mengabdikan dirinya sebagai Kasun, tepatnya pada 2003. Selain mengabdikan diri sebagai Kasun, Pamuji juga sebagai pegiat Kampung Keluarga Berencana (KB), Sekolah Perempuan, dan Senam Lansia. Beragam ide kreatifnya untuk kemajuan desa telah mendapatkan apresiasi cukup baik dari warga Gogodeso. Dia juga termasuk Kasun yang dikenal apresiatif dalam mendukung semua kegiatan yang ada di desa, termasuk kegiatan terkait isu pekerja migran Indonesia (PMI) dan keluarga PMI yang diadakan oleh KOPI.
Sampai saat ini (2020), Pamuji menjabat Kasun sudah 17 tahun. Kiprahnya di masyarakat tidak perlu diragukan lagi sebagai satu-satunya Kasun perempuan di desanya. Kasun merupakan salah satu jabatan struktuktural di pemerintahan desa yang jarang diisi perempuan. Hal ini disebabkan minimnya keterwakilan dari perempuan yang dinilai memiliki kapasitas, maupun minimnya perempuan yang memiliki pengaruh kuat dibandingkan laki-laki.
“Sebenarnya, banyak tantangan yang dihadapi selama menjabat sebagai kasun. Namun, yang dihadapi kan warga sendiri. Jadi tetap perlakukan mereka dengan santai, hargai mereka dan pastikan mereka juga nyaman dengan saya,” ungkap Pamuji, sosok yang juga dikenal ramah.
Sosok Pamuji sebagai salah satu kasun di desa tentunya tidak terlepas dari dukungan keluarga, termasuk suaminya dan kedua anaknya. Suaminya, Suyitno, merupakan seorang pensiunan guru. Suyitno sangat mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh Pamuji di luar rumah.
“Sejak awal mendaftar sebagai kasun, saya sudah bertekad mengabdikan diri untuk membangun desa Gogodeso tercinta. Walau banyak rintangan, namun itu adalah sebuah penyemangat, agar bisa lebih maju. Karena itu sudah menjadi tekad saya, yaitu melihat masyarakat Gogodeso bisa hidup damai dan sejahtera,” jelasnya ketika ditemui di rumahnya oleh Tim Redaksi Buletin KOPI, pada Minggu (19/04/20).
Pamuji juga menegaskan bahwa apapun yang terjadi, dia akan terus berjuang demi kemajuan desa. Harapannya, semua masyarakat Gogodeso bisa hidup denagn rukun, saling membantu, dan bersama-sama membangun desa Gogodeso agar lebih maju.