Tanpa perencanaan keuangan, uang kerja keras selama di luar negeri bisa amblas tanpa prioritas. Selain itu, meski penghasilan di luar negeri terhitung besar, namun periode kerja yang dibatasi dan pendek membuat TKI mesti hati-hati mengelola penghasilannya. Itulah mengapa perencanaan sangat penting. Selain Perencanaan sudah dimulai sejak sebelum berangkat, sebab beberapa tujuan TKI ke luar negeri sangat berhubungan dengan masalah keuangan (lihat poin A), seperti untuk membayar hutang, membiayai pendidikan anak, dan sebagainya.Hal-hal yang bisa anda lakukan:
1. Menyisihkan penghasilan untuk biaya hidup di awal-awal kepulangan, kira-kira untuk rentang waktu 6-12 bulan.
Ketika masih bekerja sebagai BMI, mungkin selama itu BMI melakukan pengiriman uang secara rutin kepada keluarga di tanah air setiap kali menerima gaji. Namun setelah BMI berhenti bekerja, maka penghasilan BMI otomatis juga berhenti. Dana cadangan ini berfungsi untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran biaya hidup keluarga selama BMI belum mendapatkan penghasilan kembali.
Sementara anda belum atau tidak bekerja lagi, dengan menyisihkan pendapatan untuk biaya hidup setelah pulang, keluarga tidak kalang kabut karena kehabisan uang. Sisihan penghasilan ini disimpan dalam tabungan di bank, jangan disimpan di rumah. Jika hendak didepositokan, pilih deposito jangka pendek, sehingga bisa diambil di saat darurat.
2. Melunasi hutang biaya migrasi jika ada
Mengamati fenomena BMI di beberapa wilayah di Indonesia, mayoritas dari mereka tidak mengeluarkan uang sama sekali untuk keberangkatan menjadi BMI. Banyak diantara mereka yang berhutang dengan caranya sendiri atau menggunakan sistem potong gaji selama kurang lebih 7 bulan. Karenanya, jika ada beban hutang biaya migrasi, BMI harus mengalokasikan gajinya untuk melunasinya.
3. Menyiapkan dana untuk investasi.
Uang hasil menjadi TKI bisa berkembang tanpa anda harus menjadi TKI lagi. Prioritas keuangan bisa ditujukan untuk membuka usaha, melanjutkan pendidikan tinggi, atau investasi.
4. Mulai membangun usaha
Mulailah membangun usaha dengan memerhatikan beberapa hal seperti: bakat dan hobbi Anda, Jumlah Modal, Risiko, Jenis Usaha, Kebutuhan Keahlian/pengalaman