Pelatihan Jurnalisme Warga untuk Komunitas Pekerja Migran di Blitar dan Ponorogo

Author

Dalam meningkatkan manajemen pengetahuan dan advokasi berbasis pengumpulan data, Yayasan Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan, Sosial, Agama dan Kebudayaan (Infest) Yogyakarta menggelar pelatihan jurnalisme warga bagi pegiat Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) di Blitar dan Ponorogo. Pelatihan berlangsung di Blitar pada Sabtu (06/05/2023) dengan melibatkan pegiat KOPI dari lima desa yaitu Jatinom, Pandanarum, Gogodeso, Sumberagung dan Lorejo. Sedangkan di Ponorogo, kegiatan serupa berlangsung pada Minggu (07/05/2023) yang juga melibatkan pegiat KOPI di lima desa meliputi Gelanglor, Pondok, Bringinan, Ngendut dan Karangpatihan.

Pelatihan jurnalisme warga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota KOPI dalam menghimpun dan mengelola informasi menjadi sebuah artikel atau berita. Selain itu juga untuk memperluas wawasan jurnalisme dan meningkatkan peran aktif komunitas dalam ranah publikasi dan advokasi.

Dalam pelatihan, peserta diajak untuk mendokumentasikan berbagai peristiwa di sekitar mereka. Selain potensi desa seperti pariwisata, kuliner dan usaha komunitas di tingkat desa, peserta juga belajar mendokumentasikan proses pendampingan serta penanganan kasus pekerja migran dari desa mereka maupun desa sekitar. Kegiatan pendokumentasian diwujudkan dalam bentuk publikasi yang dapat dibaca berbagai kalangan. Harapannya kegiatan ini bermanfaat tak hanya bagi peserta tetapi juga meningkatkan kepedulian terhadap isu pekerja migran bagi para pembaca.

Yudi Setiyadi, pegiat jurnalisme warga komunitas Pena Desa, menjadi pemateri pelatihan jurnalisme warga bagi pegiat KOPI Blitar dan Ponorogo. Ia menyampaikan materi terkait prinsip-prinsip jurnalisme warga meliputi pengertian, hak warga dalam memperoleh informasi, jenis-jenis dan unsur berita, kaidah serta etik penulisan berita. Yudi, sapaan akrabnya, menyampaikan materi secara jelas dan lugas dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh peserta. Yudi menyebutkan bahwa kegiatan pelatihan tersebut merupakan kegiatan belajar bersama sehingga peserta tidak perlu takut atau ragu untuk bertanya.  “Kita santai saja belajar bersama ya, jadi jangan takut bertanya jika masih bingung,” ucap Yudi untuk mencairkan suasana.

Foto: Peserta pelatihan saat praktik menulis artikel.

Peserta nampak antusias dalam mengikuti serangkaian pelatihan yang dimulai sejak pukul 09.00 pagi hingga pukul 16.00 WIB. Peserta juga aktif bertanya seputar jurnalistik baik saat penyampaian materi maupun pada saat proses praktik penulisan. Dalam pelatihan ini, peserta tak hanya memperoleh materi terkait jurnalisme warga, namun juga diajak langsung mempraktikkan pengetahuan yang telah mereka dapatkan. Sesi praktik selama kurang lebih satu jam dimaksudkan agar apa yang telah didapat menjadi sebuah karya yang patut dipublikasikan.

Pada sesi praktik penulisan, masing-masing KOPI ditugaskan untuk membuat dua artikel yang kemudian mereka presentasikan. Sesi presentasi hasil tulisan peserta sekaligus masuk dalam proses penyuntingan oleh pemateri. Peserta kemudian diberi akses dan pengarahan tentang cara mengunggah tulisan pada portal buruhmigran.or.id. 

Foto: Peserta pelatihan di Ponorogo saat praktik mengunggah tulisan mereka pada portal buruhmigran.or.id.
Foto: Peserta pelatihan di Ponorogo saat praktik mengunggah tulisan mereka pada portal buruhmigran.or.id.

Pada sesi akhir pelatihan, para peserta membuat komitmen bersama untuk merilis sekurang-kurangnya satu tulisan setiap bulan sebagai tindak lanjut dari pelatihan. Hal ini juga akan menjadi parameter keberhasilan pelatihan dan bukti kontribusi komunitas dalam ranah publikasi dan advokasi bagi pekerja migran, selaras dengan tujuan pelatihan.

Selain tercapainya tujuan, pelatihan ini diharapkan bermanfaat bagi peserta terutama kaitannya dengan pengembangan keterampilan anggota komunitas. Irkham Farid, salah satu peserta pelatihan dari Desa Pandanarum turut merasakan manfaat dari pelatihan ini. “Ini pengalaman pertama bagi saya, jadi sangat bermanfaat,” ujar Farid. “Pemateri sangat sabar dan telaten, interaksi dengan peserta juga baik,” ia menambahkan.

Tulisan ini ditandai dengan: Jurnalisme Warga KOPI Blitar kopi ponorogo pelatihan 

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.