Komunitas Peduli Pekerja Migran Ponorogo Bersatu Perkuat Organisasi

Author

PONOROGO | Komunitas pekerja migran Indonesia (KOPI) dari Tiga Desa di Kabupaten Ponorogo mengadakan workshop persiapan pengukuhan KOPI Ponorogo pada hari Jum’at (9/11). Bertempat di balai desa Nongkodono acara diikuti oleh 30 orang perwakilan KOPI dari desa Pondok, Bringinan dan Nongkodono.

Workshop kali ini membahas tentang logo KOPI Ponorogo dan persiapan pengukuhan KOPI Ponorogo. Dalam kesempatan tersebut masing-masing KOPI mempresentasikan anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan SOP penanganan kasus sebagai salah satu unsur kelengkapan sebuah organisasi.

Menurut Sarni (37), Ketua KOPI Bringinan, kegiatan workshop sangat penting, bukan hanya untuk merumuskan logo dan persiapan, silaturohmi antar KOPI juga dapat terjalin dengan baik dengan pertemuan.

“Sesuai kesepakatan bersama bahwa logo KOPI Ponorogo sama di tiga desa. Jadi perlu satu forum untuk diskusi bersama. Selain itu kami bisa saling tukar pendapat dalam banyak hal, juga keakraban dan silaturohmi antar KOPI dapat terjalin dengan baik dengan sering ada pertemuan seperti ini,” ungkap Sarni.

Lebih lanjut, Sarni mengatakan bahwa dalam kesempatan tersebut juga diisi dengan presentasi AD/ART dari masing-masing KOPI sehingga dapat saling tukar pendapat.

Merumuskan Logo KOPI

Setelah melalui diskusi yang cukup panjang, akhirnya disepakati bahwa logo KOPI Ponorogo terdiri dari beberapa gambar simbol. Gambar timbangan sebagai simbol keadilan, gambar jabat tangan sebagai simbol kerjasama yang solid dan warna merah putih sebagai latar belakang. Warna Merah putih berarti KOPI berani membela hak-hak Pekerja migran atas niat suci tulus dan ikhlas. Tulisan komunitas pekerja migran Ponorogo melengkung di atas gambar timbangan.

“Logo organisasi sangat penting, karena menggambarkan visi misi dari organisasi tersebut. Jadi kami sangat hati-hati dan teliti dalam merumuskannya. Agar logo KOPI nanti bisa menggambarkan perjuangan kami,” imbuh Marjuki, Ketua KOPI Nongkodono.

Lebih lanjut Marjuki juga mengatakan bahwa ide masing-masing KOPI semua bagus namun harus legowo bila pada akhirnya ada yang disesuaikan.

Marjuki ketua KOPI Nongkodono sedang mempresentasikan AD/ART KOPI Nongkodono

Selain membahas tentang logo, workshop kali ini juga membahas tentang persiapan pengukuhan KOPI di desa. Mengingat akhir tahun agenda di masing-masing desa sangat padat maka disepakati pengukuhan KOPI di akhir Desember tahun ini.

“Akhir tahun agenda di desa sangat padat jadi kami mengagendakan akhir Desember untuk pengukuhan KOPI. Sambil menyiapkan segala sesuatu untuk pengukuhan nanti,” tutur Nonik Iswarani (39).

Pertemuan yang cukup gayeng malam itu semakin menambah keakraban antar KOPI Ponorogo. Untuk menambah kekompakan, KOPI juga membuat seragam yang sama. Dengan semangat kebersamaan, KOPI Ponorogo yakin dapat berkembang untuk mewujudkan visi dan misinya.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.