Sudah hampir tiga tahun perjalanan Komunitas Organisasi Pekerja Migran Indonesia (KOPI) Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Komunitas ini terbentuk sejak 23 April 2018. Berawal dari kerjasama antara Infest Yogyakarta dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Gogodeso. Setelah kedua belah pihak bersepakat, dibentuklah struktur keorganisasian dan memilih saudara Fitria sebagai ketua KOPI Desa Gogodeso. Pada masa itu, sebagian besar anggota KOPI ialah perangkat desa.
Sebagai langkah awal, Infest mengadakan pelatihan yang bertujuan sebagai media pembelajaran bagi semua anggota KOPI Gogodeso. Rankaian pelatihan yang diadakan antara lain mengenai penanganan kasus, paralegal, jurnalisme warga, pematangan keorganisasian dan sebagainya. Infest beberapa kali juga mengundang pewakilan KOPI ke Yogyakarta untuk belajar bersama dan berbagi pengetahuan tentang ilmu yang sudah di dapat saat pelatihan.
Program KOPI Gogodeso di tahun pertama ialah penanganan kasus pekerja migran Indonesia (PMI). Berbekal pengalaman yang ada, kita mencoba menerima pengaduan terkait permasalahan yang dialami oleh PMI. Dengan berjejaring, kami mencoba mendampingi setiap kasus yang ada. Walaupun terkadang gagal, namun kami tidak pernah putus asa. Justru hal tersebut menjadi pengalaman yang sangat berharga.
Dalam berorganisasi memang tidak mudah. Apalagi kami ini hanyalah relawan-relawan di desa. Seringkali kita dianggap remeh oleh sebagian orang. Namun, karena tekad yang kuat, kami tidak pernah memperdulikan semua itu. Sebetulnya jumlah anggota KOPI Gogodeso itu dulu banyak, namun entah karena berbagai hal, kini menjadi surut. Kami sudah berusaha mencari anggota baru namun selalu gagal. Alasan mereka karena uang.
Pada tahun kedua, kami belajar mengenai Perencanaan Apresiatif Desa. Antara KOPI dan Pemdes Gogodeso mengadakan pelatihan bagi Tim Pembaharu Desa (TPD). Acara yang dilangsungkan selama dua hari, 23-24 April 2019. Melalui pelatihan ini, kami belajar mengenai pemetaan dan pendataan sebagai basis data untuk membantu penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa).
Perjalanan KOPI Desa Gogodeso tidak semudah yang kita bayangkan di awal. Ibarat bunga yang mulai mekar, Fitria selaku ketua KOPI pada waktu itu, tiba-tiba mengundurkan diri karena harus bekerja di luar kota. Dengan sisa anggota yang ada dan persetujuan Bapak Khoirul Anam selaku Kepala Desa Gogodeso pada waktu itu, pengurus KOPI segera mengadakan pemilihan ketua yang baru. Setelah itu, terbentuklah struktur kepengurusan yang baru, yaitu Imam Rosyadi (ketua), Ninik Kristiana (sekretaris), Suhartini (bendahara), dan Sulianik (anggota).
Baru saja terbentuk struktur keorganisasian yang baru, kami dihadapkan dengan prosesi pemilihan kepala desa (Pilkades) dan terpilihlah Bapak Suwanda Ariwibawa sebagai Kepala Desa Gogodeso yang baru. Harapan kami pada masa itu ialah, semoga dengan kepala desa yang baru, KOPI Gogodeso bisa menjadi lebih berkembang. Dan, Alhamdulillah, saat ini Pemdes Gogodeso sangat mendukung setiap kegiatan yang kami lakukan.
Masuk tahun ketiga, KOPI mulai fokus menyususn Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) komunitas. Selain itu, kami juga menyiapkan standar operasional prosedur (SOP) penanganan kasus PMI di Desa Gogodeso. Terkait hal ini, pada 31 Agustus 2020, Infest Yogyakarta mengundang perwakilan KOPI, Pemdes, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Gogodeso mengikuti rapat Evaluasi Capaian Kinerna Projek Pelindungan Pekerja Migran Indonesia bersama Bappeda Kabupaten Blitar. Selain membahas mengenai pelindungan pekerja migran, juga dibahas mengenai pemberdayaan purna PMI dan keluarga yang akan diagendakan pada tahun 2012-2023. Semoga, melalui rangkaian kegiatan selama tiga tahun ini, kami dari KOPI Desa Gogodeso bisa mengamalkan ilmu yang kami dapat dan bisa bermanfaat bagi orang lain.