Pelatihan Perencanaan Apresiatif Desa Pandanarum dihelat pada Sabtu-Minggu (30 Maret-1 April 2019) di Balai Desa Pandanarum, Sutojayan Blitar. Pelatihan ini diikuti oleh kader desa, pemuda, perangkat desa, PKK dan para kelompok peduli di Desa Pandanarum. Total peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 48 Orang. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Perwakilan dari Bapeda Kabupaten Blitar, Kepala Desa (Kades) Pandanarum dan Infest Yogyakarta.
Dalam sambutannya, kepala Desa Pandanarum berharap agar semua hal yang menjadi kebutuhan masyarakat desa pandanarum bisa dicatat dan dimasukkan dalam perencanaan desa.
Pria Kelahiran Pandanarum ini juga berharap agar masyarakat lebih aktif dalam pembangunan. Keaktifan itu bisa diwujudkan dalam keikutsertaan dalam merumuskan pembangunan desa.
“Sudah waktunya, masyarakat yang menjadi aktor dalam pembangunan, mari kita bangun Desa Pandanarum bersama-sama. Pandanarum tidak bisa bergerak cepat, jika tidak ada keterlibatan masyarakat dalam pembangunan,” ungkapnya mengakhiri sambutan.
Setelah acara dibuka oleh Kepala Desa (Kades) Pandanarum, peserta dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok didampingi oleh narasumber. Adapun kelompok yang dimaksudkan adalah sebagai berikut. Kelompok pertama adalah kewenangan desa. Kelompok ini didampingi oleh Nasrun Annahar. Belajar mengenai kewenangan desa.
Adapun kelompok kedua belajar tentang pemetaan aset dan potensi desa. Kelompok ini didampingi oleh M Fahrul Ulum. Kelompok ini akan melakukan pendataan seluruh aset dan potensi yang dimiliki oleh desa. Selain itu juga belajar terkait dengan apa yang menjadi tantangan pengembangan aset dan potensi desa. Dilanjutkan dengan penyusunan rencana strategis dalam pengembangan potensi dan aset desa.
Kelompok berikutnya adalah kesejahteraan desa. Kelompok ini didampingi oleh Nizar Fahrulloh. Kelompok ini akan berusaha mengidentifikasi faktor penyebab masyarakat tidak sejahtera, indikator lokal untuk menentukan kesejahteraan desa. Selanjutnya akan dilakukan sensus ke masing-masing kepala keluarga di seluruh desa.
Kelompok Berikutnya adalah penggalian gagasan kelompok marjinal. Kelompok ini didampingi oleh Gama Triono. Kelompok ini belajar terkait dengan kelompok marjinal yang ada di desa dan tata cara serta strategi penggalian gagasan. Kelompok ini juga akan melakukan penggalian gagasan kepada kelompok marjinal yang telah berhasil diidentifikasi.
Kelompok terakhir adalah survei perbaikan layanan publik. Kelompok yang didampingi oleh Gunung Wiryanto ini belajar mengidentifikasi layanan publik di desa yang perlu diperbaiki. Tidak sampai di sini, kelompok ini nantinya juga akan melakukan survei untuk menggali gagasan masyarakat untuk perbaikan layanan publik di desa.
Kelima tim dalam pelatihan Perencanaan Apresiatif Desa (PAD) melalui proses pembelajaran selama dua hari. Mereka mulai mengidentifikasi, analisa hingga menyusun strategi dalam penggalian gagasan. Pada akhir kegiatan ini, semua peserta yang tergabung dalam Tim Pembaharu Desa (TPD) Pandanarum bersepakat untuk menyusun rencana tindak lanjut. Rencana tindak lanjut ini akan menjadi rencana aksi komunitas yang akan dijalankan oleh TPD dan pemerintah desa.
Menurut Ketua KOPI Pandanarum, Sri Amin, PAD adalah awal yang baik untuk bergandengan tangan membangun desa. Termasuk hasil dari penggalian gagasan, nantinya akan menjadi bahan dalam penyusunan rancangan Rencana Jangka Menengah Desa (RPJMDesa).
“Kami sebagai warga masyarakat desa juga ikut bertanggung jawab atas kemajuan desa. Saya berharap ini adalah awal yang baik untuk bergandengan tangan bersama-sama dalam membangun desa Pandanarum menjadi lebih baik,” pungkas ibu satu anak ini.
Sementara itu, Program Officer (PO) Infest Yogyakarta di Blitar, Edi Purwanto, secara terpisah menjelaskan bahwa, kegiatan ini merupakan upaya untuk menyusun perencanaan desa secara partisipatif. Masyarakat dilibatkan dalam penyusunan perencanaan desa. Keluaran dari PAD adalah data dan dokumen tentang, kesejahteraan desa, potensi desa, kewenangan desa, peta kelompok yang dimarjinalkan di desa dan rekomendasi perbaikan pelayanan di desa.
Beberapa data di atas, nanti akan menjadi bahan dalam penyusunan visi, misi dan strategi dalam RPJMDesa. Untuk itu, kita membutuhkan sumber daya yang akan melakukan pendataan dan analisa terkait dengan semua data yang ada di desa. Dengan harapan, semua data dan informasi yang diperoleh di desa benar-benar menjadi data yang bisa dipertanggungjawabkan.