Kiprah

Siman, TKI Sukses Asal Madura

Author

Siman bersama Project Manager (Main Contractor) di salah satu site projeknya
Siman bersama Project Manager (Main Contractor) di salah satu site projeknya

Banyak cerita pilu atas pengalaman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Negeri Jiran, namun tidak sedikit pula yang meraih kesuksesan dalam perantauannya. Salah satunya ialah Siman (31). Pria paruh baya asal Sampang Madura ini telah 17 tahun bekerja di Malaysia. Pelbagai pekerjaan telah dia lalui dan telah menyusuri beberapa negeri di semenanjung Malaysia.

Pada awalnya dia hanya sebagai pekerja biasa di sektor konstruksi. Akan tetapi, dia selalu berfikir “jika bekerja kontrek terus dan hanya mengandalkan pada satu pekerjaan saja, maka hanya akan untuk mencukupi kebutuhan makan dan sewa tempat tinggal saja, apalagi harga kebutuhan selalu meningkat”. Dia juga menambahkan “sementara keluarga di rumah juga senantiasa menunggu uang kiriman untuk keperluan sehari-hari”. Sebenarnya apa yang dialami Siman tersebut, sama persis seperti dirasakan TKI kebanyakan.

Sekitar tahun 2005, berbekal pengalaman yang ada, dia memberanikan diri untuk mendirikan perusahan bersama orang Malaysia. Perusahaan itu diberi nama Gerbang Maju Enterprise, Sdn. Bhd. Namun selalu saja ada orang-orang pendukung di balik kesuksesan seseorang, tidak terkecuali yang dialami oleh Siman. “Awalnya saya mengenal H. Hakim orang asal Madura juga yang mengajari saya untuk mendirikan perusahan sendiri” kenangnya. Selanjutnya melalui perusahaan tersebutlah yang mengantarkan kepada kesuksesannya.

Siman bercerita jika perjalanan hidupnya juga tidaklah mulus. Dia mengaku ketika masih menjadi pekerja, gajinya ada yang belum dibayarkan sampai sekarang oleh majikannya sebesar RM 2,500. Pernah ditangkap oleh Polis Diraja Malaysia sebanyak dua kali. Dideportasi ke Batam, pantang menyerah, akhirnya kembali lagi ke Malaysia. Dia juga pernah selama enam tahun tidak pernah kirim uang ke keluarga. Siman mengungkap cerita pahit dalam hidupnya selama merantau di Malaysia.

Kini dia telah mendirikan perusahaan baru lagi yang diberi nama Siman Gerbang Maju Enterprise, Sdn. Bhd. Artinya, ada dua perusahaan yang dibina melibatkan puluhan pekerja yang juga direkrut dari tetangganya di Madura. Kedua perusahaan tersebut beroperasi pada pemasangan perancah (Scaffolding) pada gedung-gedung bertingkat. Siman mengaku walaupun dirinya tidak pernah mengenyam pendidikan formal, dirinya juga mampu baca tulis serta mampu membaca maket rancangan gedung. Selanjutnya Siman berkelakar bahwa saat ini dapat memerintah orang berpendidikan tinggi untuk mengerjakan pekerjaan teknis perusahaannya. “yang penting usaha dulu, Allah pasti memberi jalan”. Ungkap pria dua anak dan sangat tekun beribadah ini.

IMG-20141121-01073
Siman sedang mengkalkulasi pekerjaannya

Siman membagi resep kiat berwirausaha kepada semua TKI. Pertama ialah percaya diri dan optimis dalam menjalankan setiap aktivitas bisnis. Impiannya sederhana. Agar orang-orang sekitar kampung halamannya dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan sehingga mencukupi kebutuhan keluarga. Lebih banyak yang dia ajak untuk bekerja akan lebih baik. Kedua ialah berani mengambil keputusan dengan cepat dan tangkas. Hal ini menunjukkan jika tidak ada keraguan lagi dalam memimpin para pekerja. Ketiga ialah selalu pasrah kepada Allah atas setiap usaha yang dilakukan.

Selain menjalankan usaha di Malaysia, Siman juga memiliki perusahaan di Madura yang diberi nama PT. Siman Gerbang Maju, yang bergerak pada industri Stone Crusher (penghancuran batu menjadi kerakal, kerikil dan pasir). Siman jeli melihat melihat peluang bisnis di daerah Madura yang tandus dan gersang itu, sehingga berbisnis material menjadi pilihannya. Di Madura, sangat sulit mendapatkan material tersebut.

“Suatu saat Madura pasti mampu membangun,” ungkap Siman dengan penuh rasa optimis.

Walaupun dia sudah tidak percaya lagi dengan sistem pembangunan di desanya yang dipimpin oleh Klebun (istilah untuk menyebut Kepala Desa di Madura) yang banyak memegang kendali dan korupsi. Oleh karena itu, dia bercita-cita membangun jalan depan rumahnya dengan uang yang dimilikinya sendiri. Hal ini dilakukannya agar warga di sekitar rumahnya senang dan tidak kesulitan dalam akses transportasinya. Ungkap pria yang mengaku memiliki aset milyaran rupiah ini. Dalam mengelola uangnya, Siman menyimpannya dalam empat rekening bank berbeda. Sebagiannya lagi diinvestasikan ke koperasi ritel di Jawa Timur yang cukup terkenal serta dirupakan dalam bentuk tanah.

Sebagai aktivitas sosialnya, Siman gemar menyumbang ke pesantren-pesantren. Selain itu, saat ini juga merawat anak TKI yang tidak diurus oleh orang tuanya. Sejauh ini ada tiga balita anak TKI yang dirawat oleh istrinya di kampung. Tidak sepatutnya anak kecil itu terampas hak tumbuh dan berkembang untuk masa depannya atas kelalaian orang tuanya. Di penghujung ceritanya, Siman mengatakan “Saya punya uang lebih itu sebenarnya sebagiannya ialah untuk orang lain”, tutupnya.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.