Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) bekerja sama dengan Yayasan Tifa dan jejaring komunitas buruh migran di Indramayu, Sukabumi, Cilacap, Wonosobo, Banyuwangi, Malang, Yogyakarta, dan Lampung menggelar “Uji Coba Modul Pengorganisasian BMI (tingkat dasar)”. Kegiatan tersebut digelar selama tiga hari di sekretariat DPC SBMI Indramayu (18-20/4/2014).

Penyusunan modul pengorganisasian diharapkan melahirkan pegiat atau kader handal yang memahami pengetahuan pengorgaanisasian secara sistematis. Modul tersebut, juga melengkapi keberadaan modul buruh migran yang sudah diterbitkan pelbagai pihak baik pemerintah, akademisi, NGO, dan pihak lain. Menurut Hariyanto, Koordinator Advokasi DPN SBMI, sejauh ini banyak modul diproduksi untuk organisasi buruh migran, namun masih acak berdasarkan persoalan, dan belum terkodifikasi berdasarkan jenjang proses pendidikan di organisasi.

“Kegiatan try out modul ini bertujuan untuk menyempurnakan konsep pendidikan untuk BMI. Modul akan dibuat dalam tiga jenjang, Pertama Modul dasar berisi materi cermin diri, analisis sosial, pemetaan aktor migrasi, pengantar kelola informasi, Kedua modul menengah berisi materi, paralegal dasar, Ketiga modul lanjutan berisi materi paralegal dan advokasi kebijaka. Kedepan Pengurus SBMI di Syaratkan pernah mengikuti tiga tahapan Pendidikan di SBMI.

Juwarih, Ketua DPC SBMI Indramayu, berharap tiga modul buruh migran yang akan disusun DPN SBMI bisa disusun secara rinci dan dapat diimplementasikan secara efektif di tingkat basis (komunitas BMI di daerah).

“Menyadari Kabupaten Indramayu sebagai basis terbesar TKI oleh sebab itu juga organisasi TKInya harus kuat agar organisasi tersebut mampuh mengakomodir persoalan-persoalan TKI di Kabupaten Indramayu. Tegas Juwarih.” pungkas Juwarih (19/4/02014).

Pada agenda selanjutnya SBMI bersama jejaring komunitas BMI akan merencanakan ujicoba modul tingkat menengah di Cilacap dan tingkat lanjutan di Banyuwangi. Rangkaian uji coba modul diharapkan memberi banyak masukan untuk perbaikan draf modul yang sudah ada.