Iis, Dulu Korban Trafficking, Kini Rintis Warung Sembako

Author

Tampak Iis bersama usaha warung sembako yang kini Ia kelola. (dok.DPN SBMI)
Tampak Iis bersama usaha warung sembako yang kini Ia kelola. (dok.DPN SBMI)

Iis Aisiyah (28), mantan Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Kampung Panyerapan, Desa Panyerapan, Baros, Serang, Banten kini memiliki usaha warung sembako dan mainan anak-anak. Usaha tersebut merupakan bantuan Organization for Migration (IOM) yang bekerja sama dengan Serikat Buruh Migran Indonesia (DPN SBMI) melalui program reintegrasi.

Iis sendiri merupakan korban perdagangan orang yang kasusnya dirujuk ke IOM. Selama dipekerjakan di Cairo, Mesir, Iis tidak digaji selama 11 bulan. Ia juga sering menerima caci maki dan dituduh mencuri oleh majikan.

Melalui program reintegrasi, kini Iis didampingi untuk mengembangkan usaha warung sembako. Jenis usaha warung sembako dan mainan anak-anak, dipilih sendiri oleh Iis, dengan melihat peluang usaha yang ada di kampungnya.

“Jenis usaha warung sembako yang dipilih Iis, terhitung minim risiko, karena yang dijual adalah kebutuhan sehari-hari. Tantangannya adalah bagaimana mengelolanya dengan baik, agar barang dagangan tidak habis dikonsumsi sendiri,” tutur Erna Murniaty, Ketua Umum DPN SBMI.

Dengan bantuan modal 6,5 juta rupiah, diharapkan usaha yang dikelola Iis bisa berjalan dengan lancar sehingga bisa membantu meringankan kebutuhan rumah tangga. Menurut Ridwan Wahyudi, Bendahara DPN SBMI upaya yang dilakukan IOM untuk membantu korban-korban perdagangan orang butuh dicontoh pemerintah.

“Bantuan dari lembaga Internasional seperti IOM memang sangat membantu TKI korban perdagangan orang, namun mereka tidak selamanya akan berada di Indonesia, jadi seharusnya pemerintah yang melanjutkan peran IOM.” pungkas Ridwan Wahyudi.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.