Berita

LSD Lombok Timur, Diskusikan Ekonomi TKI

Author

Ilustrasi ekonomi TKI
Ilustrasi ekonomi TKI

Selong,– Lembaga Sosial Desa (LSD) Lombok timur mengadakan pertemuan di Pondok Santai, Selong, Lombok Timur (11/12/12). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) ini diikuti oleh semua LSD di sepuluh Desa penerima manfaat Program Peduli Buruh Migran yaitu Desa Suntelangu, Desa Sapit, Desa Sukadana, Desa Gereneng Timur, Desa Gelanggang, Desa Suralaga, Desa Bagik Paying Selatan, Desa Jenggik, Desa Selebung-Ketangga, dan Desa Sapit.

Kegiatan yang diselenggarakan 4 bulan sekali ini bertujuan membangun kerja sama antar parafinance di setiap LSD di 10 desa program yang didukung oleh ADBMI Lombok timur. Menurut Muhnan (40), bendahara ADBMI Lombok Timur, pengelolaan uang dengan baik sangat penting bagi warga atau keluarga BMI.

“Peran Parafinance begitu krusial dalam menuntun warga atau keluarga buruh migran untuk menggunakan uang hasil kiriman dengan sistematis dan terorganisir yang digerakkan oleh LSD di masing-masing wilayah. Sehingga ke depan kewirausahaan yang digagas mampu menjadi titik referensi bagi desa dalam memberdayakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terutama dalam meninggkatkan taraf hidup dan perekonomian keluarga.” lanjut Muhnan.

Roma Hidayat, Direktur ADBMI Lombok Timur, menegaskan Keberadaan informasi penting bagi komunitas, hal ini sebagai pintu masuk dalam melakukan langkah advokasi. Informasi ini mesti dikonfirmasi dan ditelisik lebih jauh keabsahannya. Konfirmasi ini mesti diteruskan di komunitas yang nantinya akan di jawab oleh manajemen yang baik oleh komunitas.
“ Manajemen ini meliputi, pengelolaan, aturan, penataan, perencanaan, penyusunan, penerapan atau pelaksanaan, pengawasan. Pada pemahaman sebelumnya, manajemen berkutat pada POAC atau Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Manajemen itu sendiri maksudnya memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan. Karena keterbatasan sumber daya sehingga menuntut seseorang atau komunitas untuk mengatur sebaik mungkin kesesuaiannya dengan resource yang ada.” lanjut Roma.

Kegiatan ini diharapkan melalui parafinance bisa membantu Masyarakat untuk lebih memahami bagaimana mengelola keuangan keluarga hususnya keluarga buruh migran sehingga tujuan untuk menurunkan derajat kemiskinan bisa tercapai.

Sumber : Uidi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.