Sekitar 100 Buruh Migran Indonesia (BMI) mendatangi Hotel Sangrila, Admiralti Hong Kong (25/02/12) tempat di mana Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) mengadakan pertemuan dengan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Hong Kong. Sayang sekali pada pertemuan tersebut, tidak ada satupunperwakilan organisasi BMI yang diikutsertakan.
Aksi demonstrasi dikawal ketat oleh polisi Hong Kong, mereka berada setiap jarak 10 meter mengilingi hotel. Para BMI yang tergabung dalam Aliansi cabut UU no.39/2004 meneriakkan yel-yel sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap pemerintahan SBY-Budiono.
Para BMI sangat kecewa terhadap KJRI yang sengaja tidak menginginkan perwakilan BMI untuk bertemu dengan presidennya sendiri. Para WNI yang bertemu SBY pun hanya orang-orang pilihan yang tidak mewakili aspirasi BMI. Pertanyaan yang akan diajukan saat berdialog pun sudah dipilih dan diseleksi terlebih dahulu atas aturan KJRI Hong Kong.
“Tidak boleh menanyakan tentang KTKLN, kontrak mandiri, terminal kusus TKI, biaya penempatan dan isu-isu lain yang selama ini diangkat oleh organisasi.” demikian menurut Sring Atin dari anggota serikat BMI dari IMWU.
Situasi menjadi lebih lucu lagi, ketika sekitar 400 polisi dikerahkan untuk mengawal dan menjaga SBY selama di Hong Kong. Hal ini terjadi setelah SBY menyatakan dirinya mendapat ancaman yang sangat membahayakan. SBY mencatat sejarah di Hong Kong, karena tidak pernah ada kunjungan pejabat atau pemimpin dari negara manapun yang mendapat pengawalan berlebihan seperti SBY.
“Lebay”, mungkin ini istilah yang pas untuk menggambarkan bagaimana ketakutan SBY terhadap para BMI yang sangat berlebihan. BMI hanya ingin menyuarakan tuntutannya atas perlakuan yang diterima selama ini dari KJRI sendiri dan para agen, serta menuntut untuk tidak menaikkan harga BBM yang dirasa sangat merugikan rakyat kecil.
Aksi ini berlangsung dari pukul 10-12 waktu setempat. Setelah dari depan hotel, BMI bergerak menuju ke depan KJRI Hong Kong untuk melakukan aksi yang lebih besar lagi.
Akan menarik sekali jika, saudari Fera bisa mewawancarai pihak KJRI untuk menyakan mengapa perwakilan BMI tidak diundang. Salam Solidaritas