Ada keluarga kecil suami istri dan dua orang anak, seorang suami sebagai buruh serabutan yang tidak tentu penghasilanya sehingga banyak sekali keinginan sebagai seorang istri yang tidak terpenuhi.
Pada suatu malam istrinya ngobrol sekaligus minta izin untuk berangkat menjadi Tenaga Kerja Wanitake luar negeri, dengan melihat kesuksesan tetangganya dan saudaranya yang lebih dulu berangkat jadi tkw di luar negeri, dengan berbagai alasan dan memikirkan kebutuhankeluarga terutama ia ingin menyekolahkan ke dua anak supaya lebih pintar masa depannya tidak suram, sebagai seorang suami sangat berat hati untuk memberikan izin pada istrinya yang di khawatirkan istrinya punya penyakit asma tapi dengan hasil merenung akhirnya di izinkan pula, ia berbekal surat izin suami danpersyaratan lainya dengan lengkap berangkatlah pada tahun 1998.
Dengan kenyakinan menuju sukses di masa yang akan datang di antar oleh seorang Sponsor bernama Ahmad berangkat menuju salah satu PT yang ada didaerah Condet Jakarta,
Ibu Pipih (27) asal Kp Kararangge desa Gunungguruh berangkat ke arab Saudi dengan hasil pelatihan dulu lewat balai pelatihan yang ada di PT tersebut lamanya tiga bulan.
Selama bekerja di arab Saudi penyakit yang di deritanya sering sekali kumat terutama pada malam hari,ia merasakan penyakit sesak napas jauh dari keluarga yang biasa suka menolong sewaktu kumat dengan cara memijat terutma suamiya,denga perjuangan yang begitu lama sampai bertahun-tahun dan sekedar untuk meringankan pernapasanya ia hanya minum jahe instan yang ada di supermarket Indonesia dan membelinya nitip sama sopir majikan,sakin yakinyn ia berkeinginan ada perubahan sudah habis kontrak dua tahun malah nambah satu tahun lagi soalna sama majikan tidak ada masalah yang jadi masalah malah penyakit yang dai derita,tapi Pipih ini sangat pandai menyembunyikan penderitaan supaya tidak cepat di pulangkan ke negeri asal.
Pada tahun 2001 akhir Pipih bikin kejutan pada keluarganya, dia pulang jam 2 dini hari dengan tidak mengasih kabar dulu, Allhamdulilah ia bisa kumpul lagi sama keluarga dengan hidup baru jauh dari sebelumnya ia punya rumah yang layak ,sawah buat bekal keluarga dan punya tabungan untuk persediaan berobat penyakit yang di derita serta cadangan biaya sekolah ke dua anaknya.
Cerita ini
nyata adanya penulis;IROH ROHAETI gunungguruh
MAHNETTIK SUKABUMI
TERIMAKASIH
Cerita yang inspiratif. Banyak orang Indonesia yang memiliki kemampuan bertahan hidup seperti yang ada dalam tulisan ini. Mereka mampu menahan lapar, tapi para birokrat pemerintah yang kaya justru memakan uang pajak rakyat dengan korupsi. Salut! saya tunggu tulisan selanjutnya
Penghargaan terhadap TKI atau buruh migran memang sangat kecil. Mereka hanya diberi gelar pahlawan devisa tanpa memperoleh penghargaan lainnya. Cerita ini sungguh inspiratif. Tulisan ini dapat menginspirasi TKI atau buruh migran lainnya. Saya berharap penulis tulisan ini dapat terus menuliskan pengalaman dan berbagai hal lainnya untuk dapat diambil manfaat dari tulisan-tulisan dan pengalaman ini.
Terima kasih informasinya. Ini sangat berharga.
Hidup pahlawan devisa. Seharusnya negara harus bisa melindungi buruh migran. Tidak terus membiarkan pahlawan ini mengalami nasib yang buruk.