“Niat hati mencari emas, tapi hujan batu di negeri orang,” pepatah itu tepat untuk melukiskan peristiwa naas yang dialami Radisem Binti Sumarjo (28), seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Tritih Lor, Jeruklegi. Saat ini terbaring di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap sepulang bekerja di Selangor, Malaysia. Sekujur tubuhnya memar dan kakinya lumpuh akibat disiksa majikannya.
Kini Radisem tergolek lemah di bangsal Dahlia ruang A, RSUD. Untuk membantu pernafasan dibantu selang oksigen, sementara di tangan kanannya terpasang selang infus. Menurut Manisem (30) kakak kandung korban yang menjaganya, Radisem baru bisa istirahat tadi pagi, setelah selama semalaman mulutnya meracau. Radisem seolah masih berada di Malaysia dan merasa ketakutan.
Juli tahun lalu, Radisem meninggalkan tanah air dengan perasaan bangga. Ia akan menjadi TKW di Malaysia dan nantinya bisa membawa pulang Ringgit dalam jumlah banyak. Namun bukan Ringgit yang didulang, malah nasib buruk yang diterima. Beberapa hari yang lalu Radisem pulang dalam kondisi mengenaskan. Kepada keluarganya ia mengaku, pada dua bulan pertama bekerja di Malaysia, oleh majikan diperlakukan baik. Bahkan sang majikan menyuruh kepada Radisem untuk mengirim surat kepada keluarganya bahwa sudah mendapat majikan baik.
Radisem pun segera mengikuti anjuran sang majikan untuk mengirim surat kepada keluarga di Indonesia. Menerima surat dari Radisem, pihak keluarga segera membalasnya. Namun hingga dua kali mengirim surat, belum ada kabar lagi. Ternyata mulai bulan ketiga hingga pulang ke tanah air Radisem sering disiksa oleh sang majikan dengan alasan mencuri uang milik sang majikan. Pukulan yang diterima Radisem hampir sekujur tubuhnya, mulai dari kaki, punggung, kepala bagian belakang bahkan lehernya sempat dicekik.
Tak hanya sang majikan laki-laki yang menyiksa Radisem, majikan perempuan dan kedua anak laki-laki beserta adik laki-laki majikan secara bergantian menyiksa Radisem. Belum puas sampai disitu, Radisem pun tidak mendapat makan sesuai dengan porsi dan waktu. Makan kadang hanya sekali dalam sehari, bahkan bila ketahuan mandi pun akan dimarahi. Akibat sering tidak mandi, Radisem pun terserang penyakit kulit yang menambah penderitaan.
Lantaran hampir setahun tidak ada kabar beritanya, pada akhir bulan Juni 2008 keluarga Radisem mencoba menghubungi pihak PJTKI yang memberangkatkan. Ternyata kabar yang diterima dari Agen melalui PT Elkarim Makmur Sentosa sangat mengejutkan. Radisem dikabarkan sakit dan akan dipulangkan.
Radisem tiba ke tanah air melalui Bandara Adi Sumarmo, Solo, Jum’at (18/7) sekitar pukul 08.00 WIB yang dijemput oleh pihak PJTKI. Dari Solo selanjutnya dibawa ke Cilacap, namun tidak langsung ke rumah orang tua tetapi ditampung di penampungan PT Elkarim Makmur Sentosa. Baru pada keesokan harinya, Sabtu (19/7) sekitar pukul 15.00 WIB Radisem tiba di rumah orang tuanya di Jalan Julangmas, RT 03/RW 02, Desa Trtitih Lor, Kecamatan Jeruklegi. Melihat kondisi kakinya yang nyaris lumpuh, pihak keluarga, Minggu (20/7) melarikan ke RSUD Cilacap untuk mendapat perawatan.
Meski peristiwa tragis sering menimpa TKW asal Cilacap, tapi Pemerintah Cilacap belum mengambil tindakan proaktif untuk menindaklanjutinya. Bahkan, untuk sekadar menengok si korban pun enggan. (yossy suparyo)