Berita

Mengenal Budaya Negara Penempatan TKI

Author

Peta Arab Saudi
Peta Arab Saudi

Ketika kita pertama datang ke negara penempatan buruh migran, yang pertama harus dimengerti adalah bahasanya. Maka ketika memutuskan untuk berangkat ke Saudi Arabia kita harus bisa berbahasa Arab untuk berkomunikasi dengan penduduk Saudi. Menurut pengalaman Nanang dari Komunitas BMI-Saudi Arabia, di Saudi banyak orang yang tak mau tau dengan orang-orang di sekitarnya. Bahkan dengan tetangga rumah pun juga tak saling kenal, itu terjadi di kota atau di kampung.

“Jika ada sebuah acara yang diselenggarakan majikan, maka yang berkumpul di rumah itu hanya sanak saudaranya. Jika ada yang meninggal maka hanya sanak keluarganya saja yang datang, yang lain cuek-cuek saja,”ujar Nanang.

Kumpul-kumpul yang terbatas pada keluarga itu ada hubungannya dengan sikap orang Saudi yang menganggap bahwa rumah menjadi bagian dari privasi dan tak semua orang bisa mengakses ke dalamnya dengan mudah. Tiap rumah ditutup dengan pagar dan tembok tinggi, ditambah dengan pintu gerbang yang berlapis. Apa yang ada di balik tembok rumah adalah privasi dan bukan untuk konsumsi publik.

Ada hal-hal yang harus diperhatikan BMI ketika pertama kali masuk rumah majikan untuk bekerja. Jika pekerja laki-laki tidak boleh menatap wajah majikan perempuan dan pada majikan laki-laki cukup ucapkan salam saja. Jika pekerja perempuan menatap wajah majikan perempuan tak masalah, asalkan tidak terlalu lama dan sering ketika masih baru pertama kali bekerja.

Menatap wajah atau mata majikan yang baru-baru dikenal akan dianggap sedang mengguna-guna atau melakukan sihir.

“Majikan kadang juga ada yang menang sendiri, kalau kita punya salah sedikit saja langsung bahasa-bahasa tak enak digunakan, kalau mereka yang salah mereka hanya cukup bilang maaf,”imbuh Nanang.

Dari segi pakaian sehari-hari, pakaian orang-orang Saudi tak jauh beda dengan pakaian orang-orang Indonesia. Hanya saja sebagian besar orang-orang Saudi yang beragama Islam, khususnya perempuan mengenak kerudung. Ada yang memakai kerudung bercadar, ada pula yang tak memakai cadar, semua tergantung dari paham yang dianutnya.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.