“Ini puasa ketujuh saya di Hong Kong. Kangen dengan suasana puasa di kampong.” ujar Dewi dengan wajah yang terlihat menyimpan kerinduan dengan keluarga dan kampung halamannya.
Majikan Dewi termasuk orang yang paham dan mengerti dengan kebiasaan puasa sebulan penuh bagi umat muslim. Itulah sebabnya Dewi tidak mengalami hambatan saat bulan puasa tiba. Pun juga saat malam hari waktu sahur, majikan sering mengingatkan Dewi agar tidak lupa untuk bangun dan makan sahur. Saat pekerjaan selesai, majikan pun mengijinkan Dewi untuk istirahat sejenak. Kebetulan kedua anak yang Dewi asuh sedang libur panjang jadi Dewi tak perlu keluar antar jemput sekolah.
Lain Dewi, lain pula pengalaman Ima yang bekerja menjaga seorang nenek dan setiap hari hanya berdua saja di rumah. Meski sudah dijelaskan, nenek tetap saja tidak mengerti kalau Ima hanya akan makan setelah waktu buka tiba atau pukul 7 malam lebih.
Saat sarapan atau makan siang, nenek tetap saja menawari Ima untuk makan karena biasanya mereka makan selalu bersama. Ima menolak dengan halus dan berasalan masih kenyang.
Beda lagi dengan kisah Wina yang harus kucing-kucingan dengan majikan saat puasa. Majikan khwatir kalau Wina puasa, ia tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Itulah sebabnya majikan Wina melarangnya untuk puasa. Tak kurang akal, karena kedua majikan semua bekerja dan anak-anak sudah besar semua, di rumah setiap hari sendiri, Wina bisa tetap menjalankan ibadah puasa, pun juga dengan pekerjaan rumah, tak mengalami kendala sama sekali.
Saat buka dan sahur menjadi momen yang paling banyak membuat BMI selalu teringat akan kampung halaman. Kalau di kampung buka puasa ditandai dengan suara bedug dan azan, di Hong Kong hal ini menjadi suatu kemustahilan. Begitu juga saat sahur. Sebagai gantinya, para BMI biasanya saling mengirim SMS untuk saling memberi tahu kalau jam buka telah tiba atau saling membangunkan saat waktu sahur.
Puasa di rantau tentu rasanya tetap lain dengan puasa di kampung halaman. Namun para BMI tetap bersyukur. Meski jauh dari kampung, puasa Ramadhan yang datangnya setahun sekali ini tetap bisa dijalankan dengan ikhlas.
Saat libur Mingguan, kesempatan buka bersama dengan teman sesama BMI menjadi momentum yang paling ditunggu. Berbuka dengan makanan yang kadang dimasak sendiri dari rumah majikan lalu dinikmati bersama bisa sedikit mengobati kerinduan dengan suasana puasa di kampung halaman.
Ngabuburit di mana, mba?
GBU!