Cerita Supariah: Ingin Anaknya Pulang dari Malaysia

Author

Supariah (54) tampak berkaca ketika menuturkan kisah anaknya Mustika Ningsih (28), anaknya yang tiga tahun tak ada kabar di Malaysia.

Mustika Ningsih adalah warga Desa Jenang Kecamatan Majenang. Ia anak tunggal dari Supariah. “Saya bingung harus berbuat bagaimana lagi. Sponsor yang memberangkatkan dia, Aris, mengatakan kalau Nining kabur dari majikan. Dia sendiri juga tidak bisa berbuat apa-apa,” Ujar Supariah.

Nining, begitulah keluarga memanggil Mustika Ningsih. Sudah tiga tahun sejak keberangkatannya, tak ada kabar yang diterima keluarga tentang Nining. Sehari sebelum berangkat, Nining menghubungi Supariah minta didoakan agar selamat dan lancar.

“Sebelum berangkat, Ning memang minta dibacakan surat Yasin oleh keluarga dan tetangga. Hari Minggu ketika diadakan slametan, Nining masih menghubungi saya. Tapi begitu hari Senin jam 8, saya sudah tidak lagi bisa menghubunginya sampai sekarang. Orang kantor bilang Nining sudah terbang untuk bekerja di Malasyia. Sampai hari ini tak ada lagi kabar tentang Nining,” ungkap Supariah terbata.

Menurut penuturan Supariah Mustika Ningsih berangkat melalui PT. Maharani. Ia langsung ke Jakarta bersama sponsor ketika niat keluar negeri sudah bulat dan disetujui keluarga. Setelah 4 bulan di penampungan, ia berngkat ke Malaysia. Tepatnya 25 Mei 2009.

Setelah 1 tahun tidak ada kabar, Supariah berusaha menanyakan kepada sponsor perihal anaknya. Supariah sangat terkejut ketika sponsor mengatakan Ningsih, anak semata wayangnya telah kabur dari majikan. Supariah bertambah sedih ketika sponsor mengatakan Mustika Ningsih bukan lagi tanggungjawabnya, tapi tetap akan dibantu.

“Saya hampir tidak percaya sampai sekarang mas. Akhirnya saya minta bukti keberangkatan dan bukti kaburnya Nining. Pak Aris akhirnya memberikan surat calling visa dan surat kaburnya Nining. saya benar-benar bingung,” lanjut Supariah.

Pada salinan surat pengaduan majikan ke polisi diraja Malasyia, Mustika Ningsih diadukan kabur pada 15 September 2009 dengan membawa seluruh pakaiannya. Jika melihat tanggal  berangkat dan kabur, maka ada jarak sekitar 4 bulan sejak keberangkatannya. Namun kabar tentang kaburnya Mustika Ningsih diketahui Supariah setelah satu tahun. Itupun setelah Supariah menanyakan kepada sponsor, barulah ia tahu kabar tentang kaburnya Ningsih.

“Saya khawatir sekali sejak saat itu mas. Ningsih itu anaknya sangat lugu. Bahkan ia tidak lulus Sekolah Dasar (SD). Ningsih hanya sampai kelas 4 SD,” isak Supariah.

“Saya berharap, ada pihak-pihak yang mau membantu mencari tahu kabar anak saya. Saya tahu, itu mungkin keajaiban. Tapi saya tidak pernah lelah untuk berdoa dan berusaha,” lanjutnya.

Kabid Binapenta Dinsosnakertrans Kabupaten Cilacap, Sutiknyo ketika dihubungi mengatakan kasus Mustika Ningsih akan sangat susah untuk dilacak, karena ia terbukti kabur dari majikan. “Pada prinsipnya kami bersedia membantu setiap kasus TKI yang ada termasuk kasus Mustika Ningsih, tapi tetap sesuai kewenangan kami,” jelas Sutiknyo.

Satu komentar untuk “Cerita Supariah: Ingin Anaknya Pulang dari Malaysia

  1. Tidak ada kabar setelah 3 tahun itu seharusnya tidak terjadi jika proses MIgrasi TKI benar, tercatat.. Pemerintah seharusnya punya catatan.. Bukan cuma makan uang hasil kerja keras buruh migran yang disebut pertumbuhan ekonomi.. Bukti negara ndak jelas itu prosedur yang menyerahkan ke lembaga swasta..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.