BEKERJA KE LUAR NEGERI, UNTUK SIAPA?

Author

Dewasa ini, jumlah pekerja migran Indonesia semakin meningkat. Data Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) RI menyebutkan ada 708.141 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja secara legal di luar negeri. Angka ini naik dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2016, terdapat 216.258 ribu PMI, lalu pada tahun 2017 bertambah menjadi 243.160 ribu dan tahun 2018 per bulan November sebanyak 248.723 ribu PMI. Sementara data dari World Bank menyebutkan lebih besar lagi, yakni ada 9 juta PMI yang ditempatkan di luar negeri pada tahun 2017.

Bekerja untuk Kebahagiaan Keluarga

Pertanyaannya adalah untuk apa dan siapakah PMI bekerja ke luar negeri? Jawabannya tentu beragam. Setiap orang pasti punya tujuan dan motifnya sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Akan tetapi, dari keragaman jawaban ini ada titik sama dari sisi tujuan dan peruntukan. Saya bisa menduga kuat, titik sama itu adalah untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, sehingga bisa hidup sejahtera dan bahagia bersama keluarga (suami/istri dan anak-anak). Tujuan akhirnya adalah kebahagiaan bersama keluarga, baik yang sudah maupun yang akan menikah.

Ya, hampir semua PMI bersusah payah berjuang untuk bisa bekerja ke luar negeri pada umumnya adalah untuk memperbaiki taraf kehidupannya di Indonesia. Yakni, memperoleh pendapatan yang lebih besar, sehingga bisa memperbaiki keadaan ekonomi untuk dirinya dan keluarganya, yang pada akhirnya bisa hidup bahagia bersama keluarga.  

Tentu tujuan ini sangat mulia, karena tujuan setiap orang berkeluarga tidak lain adalah untuk memperoleh ketenangan dan kebahagiaan. Hal ini tegaskan oleh Allah SWT dalam Surat ar-Rum ayat 21, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram bersamanya, dan Allah menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. ar-Rum [30]:21)

Tips-tips Menjaga Kebahagiaan Keluarga

Masalahnya adalah seringkali ketika kita sudah memperoleh pendapatan besar yang diinginkan dan keadaan ekonomi sudah mulai stabil, lalu kita lupa dengan tujuan mulia ini. Godaan mulai terjadi. Keinginan mulai liar. Lalu, perlahan kita menyalahkan pasangan dengan berbagai alasan. Terjadilah konflik atau ketegangan antara suami dan istri. Tidak sedikit karena tidak mampu mengendalikan diri dan kurang bisa mengelola konflik dengan baik, keadaan ini berakhir dengan perceraian dan putus hubungan sama sekali. Tujuan mulia itu akhirnya kandas. Uang banyak, pendapatan tinggi, tetapi keluarga berantakan. Anak-anak terlantar, tidak terurus dengan baik. Alih-alih akan bahagia, malah kehancuran keluarga yang didapat.

Nah, di sinilah pentingnya kita memahami mengapa hal itu terjadi. Apalagi dengan keadaan ekonomi lebih baik dari sebelumnya, tentu tak seorang pun menghendaki keluarganya hancur berantakan, anak-anak terlantar dan tak terurus oleh kedua orang tuanya. Ada beberapa tips yang bisa diingat agar kita sukses bekerja di luar negeri, tetapi sekaligus juga sukses membangun keluarga dengan penuh cinta, kasih sayang, dan bahagia selalu, baik semasa bekerja maupun setelah selesai bekerja.  

Tips pertama, sebelum memutuskan untuk bekerja di luar negeri dan menentukan negara tujuan untuk bekerja, sebaiknya dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan pasangan Anda. Diskusikan dengan pertimbangan yang matang mulai dari tujuan hingga kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan ditimbulkan, sampai kemudian ditemukan kesukarelaan dan kesepakatan bersama suami-istri (at-taradliy wal ittifaq), terutama tentang keberlangsungan dan keutuhan keluarga ketika ditinggal ke luar negeri. Jika sudah ditemukan kesukarelaan-kesepakatan, maka siapa pun yang bekerja berarti “bekerjanya ke luar negeri” itu telah menjadi agenda bersama suami-istri.

Tips kedua, selalu menjaga kontak dan komunikasi yang baik dengan pasangan Anda, baik ketika di penampungan maupun di negara tujuan, hingga pulang lagi ke Tanah Air. Menjaga komunikasi ini sangat penting agar sentuhan emosionalitas terjaga dengan baik antara suami dan istri. Sehingga meskipun berjauhan, tetapi kebersamaan cinta kasih tetap terasa dekat dan menyatu.

Tips ketiga adalah berkata, berperilaku, dan bersikap jujur. Baik suami maupun istri, yang bekerja maupun yang ditinggalkan di rumah, keduanya harus jujur dalam perkataan, sikap, dan tindakan. Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan, gaji, kebutuhan rumah tangga, dan semuanya harus dibicarakan dan ditunaikan secara jujur. Kejujuran membuahkan kepercayaan. Kepercayaan adalah ikatan keutuhan dan landasan kebahagiaan. Sebaliknya, kebohongan adalah awal kehancuran dan perpecahan. Ceritakan, sampaikan, dan tunjukkan apa yang ada dan terjadi secara jujur. Jangan pernah berbohong. Sekali berbohong, selamanya tidak akan dipercaya.

Tips keempat, selalu romantis. Baik suami maupun istri, usahakan selalu romantis. Baik dalam pembicaraan via telp, WA, SMS, video call, maupun media lain harus selalu romantis. Jangan pernah lupa ungkapkan “sayang”, “cinta”, “say”, “yank” atau ucapkan “I love you” pada setiap komunikasi. Mengapa? Karena kata-kata ini akan membangkitkan rasa untuk terus memiliki, peduli, mencintai, dan menyayangi. Meskipun jarak memisahkan tubuh, tapi hati dan perasaan terus membara.

Tentu masih banyak cara lain untuk menjaga keutuhan dan kebahagiaan keluarga dengan metode jarak-jauh. Biasanya jika niat kuat dan tulus, maka cara akan muncul dengan sendirinya secara kreatif dan natural untuk mewujudkan niat tersebut. Percayalah, menjaga keutuhan dan kebahagiaan keluarga adalah sebagian dari kenikmatan hidup di dunia yang akan berdampak pada kenikmatan di akhirat nanti.

Ingat pesan Nabi Muhammad SAW, “Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya. Dan aku adalah orang yang terbaik di antaramu terhadap keluargaku.” (HR. Ibnu Hibban).[]


Tulisan ini ditandai dengan: buruhmigran tenaga kerja indonesia 

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.