Guidelines

Buruh Migran Waspada Penipuan Berkedok Penjualan Barang Elektronik

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Ilustrasi Penipuan
Ilustrasi Penipuan

Sekitar dua bulan lalu ada seorang pembeli yang belanja baju di kedai/toko saya. Ia perempuan Melayu dengan usia 35-40 tahun dan menawarkan barang-barang elektronik mewah dari Kasam dengan harga murah. Barang yang dijual berupa telepon genggam, laptop dan perangkat elektronik dengan merek terkenal.

Ia menawarkan jika harga masih boleh dinego dengan pembayaran 4-5 kali sesuka hati. Ia membujuk dengan kata-kata manis dan foto-foto produk yang ditawarkan sebagai bukti. Ia meminta uang muka lebih dahulu sebagai pernyataan persetujuan barang.

Dua minggu berselang, ia tak datang membawa barang, ia datang lagi dan meminta uang tambahan uang muka. Dalam kasus saya, harga telepon genggam RM350, ia minta uang muka sebanyak RM50 dua kali. Ia berjanji untuk datang mengantar barang satu minggu kemudian. Sayangnya ketika tanggal yang ditunggu-tunggu datang, ia mengaku jika orang yang membawa barangnya sedang sibuk.

Ia berjanji akan datang dua minggu lagi karena barang akan diambil setelah menunggu suaminya gajian. Dari kejadian itu saya merasa aneh, berarti selama ini uang yang saya bagi telah digunakannya untuk belanja, bukan untuk membelikan barang. Ia malah mengancam kalau saya melapor suaminya ia tak akan memafkan saya.

Ini menjadi pelajaran berharga untuk saya dan teman-teman lainnya. Saran saya, kita agak waspada jika bertemu dengan orang baru di negara penempatan dan melakukan penawaran barang seperti itu. Tanyakan nama lengkap, alamat lengkap, suami/istri atau keluarganya dimana. Pastikan alamat rumah yang diberikan bukan alamat palsu dan jangan memberi uang terlebih dahulu sebelum tau dimana rumahnya.

Tulisan ini ditandai dengan: buruh migran penipuan jual beli Penipuan TKI waspada penipuan 

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.