News

(Bahasa Indonesia) Menari untuk Keadilan Buruh Migran di Taiwan

Author

Sorry, this entry is only available in Indonesian.

Aksi menari Bersama One Billion Rising di Taipei Taiwan adalah sebagai bentuk protes terhadap keadilan buruh migran di Taiwan.
Aksi menari Bersama One Billion Rising di Taipei Taiwan adalah sebagai bentuk protes terhadap keadilan buruh migran di Taiwan.

Minggu (09/02/14) pekan lalu, sekitar 30 buruh migran asal Indonesia, Filipina dan warga lokal Taiwan berkumpul di Taipei Stasiun Hong Kong. Mereka melakukan aksi menari bersama One Billion Rising (OBR), yang merupakan gerakan Satu Milyar untuk Meningkatkan Keadilan bagi Semua Pekerja Migran.

Tarian yang dibawakan menceritakan tentang perjuangan buruh migran yang bangkit melawan segala penidasan di jaman modern. Aksi ini dilakukan untuk menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan dan eksploitasi, serta minimnya perlindungan hukum bagi pekerja migran oleh pemerintah setempat. Acara ini terselenggara atas kerja sama antara Asosiasi Buruh Migran Indonesia di Taiwan dan Migrant International Chapter in Taiwan. Selain itu, masyarakat lokal  yang berada dalam organisasi New Migrant Labor Right Association , Serve the People Association (SPA),Labor Right Association (LRA), Taiwan Committee for Philippine Concerns (TCPC) , Taiwan association for Human Rights (TAHR), Youth Labor Union 95 (YLU95), dan The garden of Hope Foundation juga ikut mendukung.

“Stasiun Taipei ini kami pilih sebagai tempat pertunjukkan karena di tempat inilah kami sering didiskriminasi oleh masyarakat Taiwan dan pemerintah. Kami ingin agar masyarakat Taiwan memperhatikan persoalan buruh migran, terutama kewajiban lewat PJTKI dan agensi yang merugikan buruh migran,” terang Ketua Atki Taiwan, Lukman.

Merunut penjelasan Lukman, maka tak mengherankan bila buruh migran kerap menerima perlakuan yang tidak adil dan tidak manusiawi. Selain itu, banyak buruh migran juga mendapat perlakukan kekerasan, penganiayaan, pemerkosaan, gaji tidak dibayar, dan sebagainya..

Masih menurut Lukman, buruh migran di Taiwan juga masih diberi gaji dengan bayaran yang sedikit. Hal ini terjadi karena pemerintah Taiwan sendiri masih mempertahankan gaji lama para buruh migran.

Tarian OBR tersebut juga sebagai aksi solidaritas atas kasus yang menimpa Erwiana dan Sihatul Alfiah yang juga mengalami penyiksaan, dan keadaannya saat ini masih koma di rumah sakit. Kedua kasus tersebut merupakan contoh dari ketidaksesuaian kontrak kerja dengan kondisi kerja di lapangan.

Kekerasan tak hanya menimpa buruh migran perempuan saja, pekerja migran laki-laki Taiwan pun sering dihadapkan dengan masalah kekerasan. Kasus yang seringkali terjadi misalnya kekerasan verbal, ditendang oleh majikan, hingga PHK sepihak. Padahal secara hukum, sudah ada peraturan yang mengatur perlindungan buruh migran, baik yang bekerja di rumah tangga maupun industri.

Melalui aksi OBR tersebutlah, buruh migran Taiwan menunjukkan persatuan dan kekuatannya dalam melawan kondisi tidak adil yang dialami buruh migran. Perubahan tidak akan terjadi bila bukan buruh migran itu sendiri yang mengawalinya.

3 komentar untuk “(Bahasa Indonesia) Menari untuk Keadilan Buruh Migran di Taiwan

  1. TERIMA KASI BANYAK MBAH JOYO BOYO NMR TOGEL YANG MBAH BERIKAN YANG KEMARING TEMBUS LG YAITU 4 angka sama 6 angkanya BERKAT BANTUAN MBAH ALHAMDULILA SYA SUDAH BISA BAYAR HUTAN2 SAYA,BAGI
    YANG INGIN MENAN TOGEL SILAKAN HBU NGI MBAH JOYO BOYO,KARNA ANGKA TOGEL MBAH JOYO BOYO DI JAMIN
    100%TEMBUS,KLW ANDA BERMINAT HBU NGI MBAH JOYO BOYO DI NMR 085-328-880-144.TERIMAH KASIH……………………..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.