KOPI Nongkodono: Pilih Buletin Sebagai Media Informasi Komunitas Pekerja Migran hingga Kabar Desa

Author


PONOROGO-Komunitas Organisasi Pekerja Migran Indonesia (KOPI) Desa Nongkodono mengadakan pertemuan rutin pada hari Kamis (20/9) di balai desa Nongkodono. Acara yang dihadiri pengurus dan anggota KOPI Nongkodono, ini membahas tentang rencana pembuatan buletin komunitas mereka.

Menyepakati Tim Redaksi hingga Rubrik Buletin

Pertemuan yang dilaksanakan di rumah warga itu berjalan lancar dan penuh keakrabaan. Beberapa hal penting yang dibahas  tentang susunan keredaksiĆ n buletin Nongkodono. Hasil pertemuan ini menyepakati beberapa orang sebagai tim redaksi, di antaranya seperti  penanggung jawab buletin adalah Tri Setyo Budi Utomo, SH. Sementara Penasehat adalah Djarminto, Pemimpin Redaksi adalah Marjuki, serta Tim Redaksi terdiri dari Caroline, Ayub Bintoro dan Yuliana.

Di pertemuan perdana redaksi buletin ini juga menyepakati jenis rubrik yang akan dibuat, di antaranya adalah rubrik wirausaha, kasus, sosok, panduan, opini dan peristiwa. 

Menurut Tri Setyo Budi Utomo selaku penanggung jawab buletin, buletin ini menjadi sangat penting bagi KOPI Nongkodono sebagai sarana sosialisasi semua kegiatan KOPI serta potensi desa Nongkodono.

“Kami merasa sangat perlu suatu media yang dapat mempublikasikan kegiatan-kegiatan KOPI Nongkodono juga mengekpsos semua potensi di desa ini. Dengan begitu keberadaan KOPI di desa ini dapat diketahui oleh masyarakat luas. Akan lebih baik jika dapat ditiru oleh desa lain,” jelas Tri Setyo Budi Utomo.

Pemberdayaan Keluarga PMI hingga Potensi Desa 

Di pertemuan yang sama, KOPI juga membahas tentang rencana jadwal penerbitan, yaitu di minggu ketiga bulan Oktober diharapkan semua artikel sudah masuk redaksi sehingga akhir bulan buletin KOPI terbit. Untuk itu tim redaksi KOPI Nongkodono saling bagi tugas untuk mengumpulkan materi penulisan. Informasi bukan sekadar kegiatan KOPI, namun juga pemberdayaan yang dilakukan keluarga pekerja migran Indonesia (PMI), PMI Purna, hingga kabar perkembangan desa dan potensi-potensinya. 

“Saya kebagian rubrik wirausaha. Rencana mau menulis usaha otak-otak yang sukses ditekuni oleh mantan PMI Malaysia. Bahkan sekarang sudah mempunyai puluhan karyawan,” tutur Caroline, salah satu tim redaksi.

Meski masing-masing orang mempunyai tugas di rubrik yang berbeda, namun mereka sepakat untuk bersama-sama saat wawancara sehingga kelihatan kompak.

“Dengan kebersamaan maka gaung KOPI juga dapat membahana meskipun kita mulai dari tingkat desa,” imbuh Marjuki, ketua KOPI Nongkodono. Oleh karena itu diperlukan kerja keras dan kerja tim yang solid untuk mewujudkan semua program KOPI.

Semua kegiatan KOPI Nongkodono dan dua KOPI di desa lainnya akan secara intens didampingi oleh Tim Infest Yogyakarta di Kabupaten Ponorogo. []

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.