Ada banyak alasan mengapa Buruh Migran Indonesia (BMI/TKI) mengambil keputusan untuk bekerja ke luar negeri. Beberapa diantaranya adalah untuk menyekolahkan anak, investasi, mencari pengalaman kerja, dan membayar hutang. Jika calon buruh migran akan bekerja ke luar negeri dengan niatan agar hutang-hutang lunas, maka beberapa langkah di bawah ini dapat dijadikan panduan agar calon buruh migran tidak terjerat hutang.

1. Calon buruh migran harus curiga terhadap orang yang menawari pekerjaan, karena pelaku perdagangan manusia tidak selalu sindikat, tetapi juga terkadang saudara, tetangga, atau teman.

2. Berhati-hati dalam memilih agen, cari tahu berapa biaya yang diperlukan untuk penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI/BMI) ke luar negeri, dan bagaimana mekanisme pembayarannya. Bandingkan biaya penempatan PJTKI/PPTKIS satu dengan yang lain seperti membeli paket perjalanan.

3. Meminta kontrak kerja jauh-jauh hari sebelum diberangkatan ke luar negeri. Pelajari secara hati-hati dan teliti bagaimana isi kontrak kerja tersebut. Lakukan diskusi atau tawar menawar jika Anda tidak setuju dengan isi kontrak kerja. Pastikan diri Anda terlatih pada pekerjaan yang ditawarkan, karena jika tidak majikan akan marah.

4. Miliki rekening bank yang membuka kantor cabang di negara penempatan TKI sebelum bekerja. Rekening bank berfungsi untuk membantu meyimpan hasil kerja keras.

5. Jangan mudah tergiur dengan gaji tinggi dan tawaran menggiurkan, cari tahu terlebih dahulu berapa gaji dan bagaimana teknis pekerjaannya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena gaji dan pekerjaan tak sesuai dengan tawaean awal.

6. Berikan data diri sponsor, majikan, agen, atau PJTKI/PPTKIS pada keluarga. Ini dilakukan kalau-kalau terjadi hal yang tak diinginkan pada Anda, keluarga dapat dengan mudah mencari tahu. Diskusikan dengan keluarga setiap keputusan yang akan Anda ambil.

7. Pilih pusat pelatihan/pendidikan yang baik dan berapa lama akan ditampung.