Memasuki hari ketiga penahanan di Penjara Sumaisyi (Tarhil Sumaisyi) Jeddah, ribuan tenaga kerja Indonesia tetap minim makanan. Pihak otoritas penjara tidak memberikan makanan seperti pada hari pertama pemenjaraan. Situasi ini membuat TKI yang ditahan di rumah karantina tersebut semakin tidak menentu.
Otoritas penjara memberikan makanan kepada penghuni penjara pada pukul 2 pagi waktu setempat. Setelah itu, mereka tidak lagi memberikan makanan hingga sore hari pukul 4 waktu setempat (6/11/2013).
“Sampai saat ini belum ada makan siang, kasihan anak-anak dan ibu hamil,” tegas Thobib.
Menurut Thobib, pendamping buruh migran di Jeddah, banyak TKI yang masih harus minum dari air keran karena ketiadaan bahan konsumsi. Anak-anak dan ibu hamil pun harus minum air dari keran karena tidak memiliki apapun untuk dikonsumsi. Selain itu, penjara yang menampung ribuan TKI overstay tersebut tidak memiliki persediaan obat-obatan. Pihak otoritas penjara Sumaisyi tidak menyediakan obat-obatan.
Situasi penjara diperburuk dengan ruangan tinggal yang tidak layak. Ada ruangan tahanan yang diisi oleh 100 orang dan tak semua penghuni mendapatkan alas tidur.
“Mereka bahkan ada yang harus tidur di lantai karena terbatasnya alas tidur,”ujar Thobib.
Minimnya obat-obatan, buruknya tempat penahanan, dan tidak adanya makanan kian menambah tekanan psikologis TKI overstay yang ditahan di penjara ini. Ibu hamil dan Ibu menyusui mulai menghubungi pendamping dengan menangis memberitakan situasi dalam penjara.