Hujan sekitar dua hingga tiga jam mengguyur,wilayah Kecamatan Suela,Kabupaten Lombok Timur. Curah hujan terus dengan derasnya,akibatnya masyarakat terus mengkawal guna mengawasi sawahnya agar tidak jebol pematangnya. Dengan cara mengarahkan aliran air hujan yang tergenang di sawahnya ke lokasi parit. Keramaian petani sawah terus berjalan seiring dengan deras hujan,semakin lama makin berkurang.
Kerumunan petani juga makin berkurang,mereka satu persatu beranjak kembali ke rumah masing – masing. Hingga tepat pukul 17.00 wita, Petani sudah meninggalkan sawahnya.
Saya yang sempat besembau (berteduh) pada salah satu rumah warga di Dusun Lelonggek ,juga menyempatkan diri, berbincang – bincang sembari di kasih ngopi oleh salah seorang warga tempat saya numpang berteduh. Saya juga tidak lupa memberikan informasi terkait dengan Program yang tengah berjalan saat ini,kemudian informasi terkait dengan migrasi aman. Tak terlupakan memberikan informasi terkait dengan kelompok yang telah di buat oleh masyarakat/warga Desa suntalangu. Yakni dalam Musyawarah Desa (Musdes) pada pengukuhan dan sekaligus Pergantian pengurus Lembaga Sosial Desa (LSD). Usai itu saya kemudian pamit,dan kopi telah habis. Motor yang saya kendarai, saya start,lalu berangkat,di jalan yang berbatuan.
Tak lama kisaran waktu 15 menit perjalanan dari Dusun Lelonggek, saya tiba di Dusun yang di Sebut dengan Dasan Modok. Di situ saya di stop oleh salah seorang warga,namanya rukmiati,kemudian bertanya ke saya, sudah dari mana,dan mau kemana,kemudian mengajak untuk mampir dulu/singgah di rumahnya. Tak lama lewat Kepala Dusun dasan modok,dan ikutan mampir di rumah rukmiati. Maka terjadi perbincangan yang kedua setelah dari Dusun lelonggek.
Perbincangan yang kedua ini memiliki karakter tersendiri, karena bicara soal nama sebuah dusun yang di sebut dengan Dasan Modok (Dusun Untung). Saya di gelitik dengan sebuah pertanyaan apakah dusun modok itu? Kenapa di sebut dengan nama Dasan Modok? Apa latar belakang,di sebut dengan Dasan Modok (Dusun Untung)k? Apakah betul Dusun tersebut untung ? Yang terakhir jika benar di sesuaikan dengan namanya, apakah masyarakat semuanya tidak ada yang ke Malaysia/luar negeri,apakah mereka tidak bermasalah di negara penempatan? Jawabannya ada di bawah ini.
Dasan Modok (Dusun Untung)
Dasan Modok adalah sebuah Dusun yang tergabung dalam satu dusun sejak tahun 1978 dengan Dusun Batu basong II. Kemudian pada tahun 1984 Dusun di mekarkan oleh Desa Suntalangu yang awalnya 5 dusun ,menjadi 6 dusun yang di tambahkan dengan Dusun yang baru bernama Dusun Dasan Baru. Pada tahun 2011 yang lalu Desa Suntalangu di mekarkan menjadi 2 Dua Desa yakni Suntalangu, dan Mekar Sari. Bagian dari Dusun yang dulu di pegang oleh suntalangu dua Dusun,di mekarkan menjadi Desa ada Dua Dusun, yaitu Dusun Lekong Pulut,dan Dusun Aik Embuk.
Begitu di mekarkan Dua dusun menjadi Desa. Maka Desa Suntalangu pada tahun 2012 melakukan pemekaran Dusun. Dari 4 (Empat) yang masih di Desa Induk.Yakni Dusun Suntalangu,Dusun Batu Basong I,Dusun Batu Basong II, dan Dusun Dasan Baru. Dari empat Dusun ini satu Dusun di mekarkan,yaitu Dusun Dasan Baru. Dusun Dasan di mekarkan menjadi 3 (tiga) Dusun. Dusun dasan baru (Dusun induk),Dusun Dasan Modok(Mekar),dan Dusun Lelonggek (Mekar).
Dasan Modok memiliki wilayah sekitar 3 – 4 ratus Ha. Yang terdiri dari Bangunan Rumah Penduduk,Sawah dan perladangan masyarakat setempat. Jumlah Penduduknya untuk Dusun dasan Modok sejumlah 1045 jiwa,menurut pengakuan Kepala Dusun Setempat. Mata Pencaharian penduduknya dominan menjadi Buruh tani,berikutnya menjadi petani dan sisanya menjadi TKI luar negeri.
Dusun modok yang berarti Dusun Untung adalah sebuah dusun yang memiliki potensi pertanian tembakau Rajang,yang secara kwalitas sangat di akui dan luar biasa rasa dan aromanya. Jika tembakau senang terkenal,itu gara – gara membeli tembakau dari Dasan modok. Dan secara kebetulan bisa terkenal karena namanya “sanang”. Dengan potensi tersebut artinya bisa di ketahui bahwa dasan modok memang modok. Pertanyaannya benarkah dasan modok itu modok(untung)?
Sesuai namanya maka satu dusun ini memiliki keuntungan yang luar biasa,namun nama bukan jaminan,untuk selalu untung. Dengan sangat bijak kita akan coba membuka satu dusun ini,secara baik dan mudah – mudahan tidak jauh menyimpang. Salah satu warga yang tempat saya mampir,namanya Rukmiati. Saya memulai pembicaraan saya dengan di awali pertanyaan,banyak gak TKI nya di sini? Dengan nada yang datar ia menjawab pertanyaan saya. Bahwa di sini hamper dari keseluruhan penduduk di dusun ini,setengahnya ada di luar negeri,dan luar Daerah. Sedangkan untuk yang di luar daerah itu perbandingan dengan yang di luar negeri itu jauh lebih banyak di luar negeri. Kisaran jumlah TKI menurut pengakuannya,Rukmiati sekitar 200 orang.
Rukmiati juga menceritakan banyaknya warga di Dasan Modok ini di tipu oleh yang di sebut dengan tekong. Baik yang Tekong dari dalam dusun,ataupun dari luar Dusun Dasan Modok. Banyaknya warga yang di datangi oleh tekong dengan iming-iming kerjaan,dan hasil yang memuaskan,membuat warga tertarik,untuk menjadi TKI. Akses informasi yang jauh ini,di manfaatkan, untuk meraup keuntungan pribadinya sang tekong. Rukmiati juga menunjukkan rumah tekong,yang serba mentereng. Di Dusun Modok ini,banyak TKI Permpuan yang pergi ke Arab Saudi,Malaysia,dan Berunai Darus salam.Sementara Rata – rata sebagai Pekerja Tata Laksana Rumah Tangga.
Sekitar 15 menit waktu berlalu,Kepala Dusun Dasan Modok datang,dan ikut nimbrung,di berugak.Lalu Kepala Dusunnya memberikan gambaran juga tentang ,warganya yang menjadi TKI ke Malaysia.
“Memang banyak yang menjadi TKI / TKW di Dusun kami ini,dan banyak juga yang berhasil membuat rumah,namun juga tidak jarang yang memiliki nasib yang sangat tidak baik. Salah satu contohnya adalah satu bulan yang lewat ini,ada TKI yang pulang hanya membawa dirinya sendiri. Kasusnya dia masuk penjara selama 2 tahun di Malaysia. Lalu di deportasi oleh Negara Malaysia yang hanya di berikan ongkos secukupnya saja. Dalam perjalanannya si TKI ini sempat kerja di beberapa tempat,salah satunya adalah menjadi kuli bangunan di batam,untuk bisa pulang ke Lombok”. Namun syukurnya kita bahwa kepulangannya ini,dia tidak mahu menjadi TKI lagi. Dia berencana untuk menjadi seorang wira usaha. Karena menurutnya (Korban) bahwa menjadi TKI di Malaysia,kalau di bandingkan dikampung halaman, (Indonesia) ternyata jauh lebih besar pendapatan kita,di Malaysia. Namun saya sendiri mengatakan jauh lebih besar pendapatan kita di Indonesia,sebab kerjanya kita di Indonesia tidak berat. Malaysia resikonya sangat tinggi.
Tak lama kemudian datanglah yang tengah di ceritakan oleh Pak Kadus,yang mengalami kasus di Malaysia. Saya langsung saja memperkenalkan diri. Musta’an Namanya, Dia pergi ke Malaysia pada tahun 2011. Lalu dia minggat dari majikannya pergi ke kawasan yang lain untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak,dan mendapatkan hasil yang lebih tentunya.
“Saya sempat kirim gaji selama 3 bulan, ke keluarga di Rumah sejumlah 10 juta,di tempat saya kerja yang kedua”. Dia menambahkan juga bahwa ,”di tempat kerja saya,yang pertama mana boleh cari makan”. Sebab itu saya tinggallah,upah saya tak banyak,hanya sikit saja,makan sahaja tak cukup”. TKI ini pindah dari tempat kerjanya yang pertama. Lalu setelah pindah dari tempat kerja yang pertama,baru sahaja dapat tiga 3 bulan saya kena tangkap,oleh rela Malaysia. Pada saat itu saya lagi nak makan malam. Di gedor sama rela,lalu di bawa ke balai polis Diraja Malaysia. Ya saya di Tanya macam,passport ada tak,KTP,dan reset – reset yang lainnya. Ya aku nak jawab tak ada,lalu di minta uang tebusan,saya jawab tak ada. Akhirnya saya di masukkan lokap/kalau di indon macam Penjaralah. Ya hamper Dua tahun kurang sikitlah lamanya di dalam Lokap,dan banyaklah kawan Lombok dan jawa masih dalam lokap. Saya ni bisa keluar dari lokap/penjara sebab saya baik – baik saja dalam lokap,tak suka buat onar,macam kawan Flores dan lainnya. Maka tak lama saya di dalam lokap ,lalu kena buang. Di balikkan ke Indon,ya…balik kampunglah.
Selanjutnya sesungguhnya Fakta yang terjadi, nama dusun bukan sebuah jaminan untuk selalu untung. Kenyataannya dari apa yang di samapaikan oleh manta TKI dan Kadus di Dusun Modok ini,memiliki Pengalaman Pahit,di rantau orang. Selanjutnya Saya pamitan sama Kadus,dan mantan TKI,juga Rukmiati untuk pulang. Demikian Paparan singkat tentang Dasan Modok dan Mantan TKI. Salam Komunitas “Dasan Modok yang tidak modok”