Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mayoritas buruh migran, berasal dari pelosok desa di daerah kantong-kantong basis warga Nahdlatul Ulama (NU). Seperti yang ada di wilayah Cilacap, tempat diselenggarakannya acara Jambore Buruh Migran 2013.
Menurut Erna Murniaty Ketua Umum SBMI mengatakan bahwa, Jambore Buruh Migran yang diselenggarakan oleh Lakpesdam NU adalah kegiatan yang menarik. Hal ini dikarenakan Lakpesdam, adalah Badan Otonom Ormas NU. “Menurut kami, acara ini menjadi kado istimewa buat NU. Mudah-mudahan kado istimewa ini ditindaklanjuti oleh kawan-kawan NU agar meningkatkan kualitas organisasi dan strukturalnya,” katanya. Selain itu Erna juga mengatakan, mayoritas buruh migran merupakan warga NU.
Syamsul Hadi Sekertaris DPW SBMI Jawa Barat, juga menyatakan pendapat yang serupa. Ia mengatakan, persoalan yang terjadi dan dialami oleh buruh migran harus menjadi tanggung jawab bersama. Hal ini sesuai dengan kapasitas dan fungsinya, apalagi NU merupakan salah satu Organisasi Masyarakat (Ormas) terbesar di Indonesia. Keikutsertaannya akan sangat efektif bila organisasi berlambang warna hijau ini aktif dalam proses perlindungan dan pendampingan BMI. “Kami sangat mengapresiasi acara Jambore Buruh Migran 2013, semoga Ormas NU lebih giat lagi memperjuangkan komunitas buruh migran sebagai pendulang devisa terbesar kedua di Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu menurut Sofie, Ketua DPW SBMI DKI Jakarta menambahkan, Jakarta tidak boleh rakus atas kewenangan, karena terbukti jakarta tidak bisa berbuat banyak dalam perlindungan buruh migran. “Daerah sebagai hulu dari proses migrasi harus diberi kewenangan juga,” Jelas Sofie saat ditanya tentang kewenangan dewan pusat SBMI dengan SBMI di tingkat daerah.
