LOMBOK – Tiga orang Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) dilaporkan tewas tertembak di Negeri Sembilan, Malaysia (24/03/2012), namun, kondisi ketiga jenazah tersebut mencurigakan. Karena kecurigaan tersebut Komisi III DPRD NTB mendorong pelaksanaan otopsi tiga jenazah TKI buruh bangunan tersebut.
“Pihak berwajib harus otopsi ketiga jenazah itu, agar jelas penyebab kematiannya. Katanya tewas ditembak, tetapi bola matanya hilang dan diduga organ dalam tubuhnya tidak ada lagi sehingga dijahit vertikal,” kata Ketua Komisi IV DPRD NTB, H Patompo Adnan, usai pertemuan koordinasi dengan pejabat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, di Mataram, Jumat (20/4).
Pejabat Disnakertrans NTB dipanggil Komisi III DPRD NTB guna menjelaskan permasalahan ketiga orang Tenaga Kerja Indonesia tersebut. Para korban adalah Matnur, warga Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Abdul Kadir Jaelani, serta Herman, warga Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan. Ketiga korban masih memiliki hubungan kekeluargaan, yakni paman dan keponakan.
Sanak keluarga ketiga TKI yang tewas itu, menduga ada indikasi praktik jual-beli organ tubuh, karena adanya jahitan pada kedua mata, di dada, dan perut korban. Mata dan organ dalam jasad itu diduga telah diambil. Dugaan itu merujuk kepada penuturan Herman, salah seorang anggota keluarga yang melihat langsung kondisi jasad sebelum dikafani dan dimasukkan ke dalam kotak di Rumah Sakit Port Dickson, Malaysia. Setelah itu, jenazah diterbangkan ke Indonesia.
Herman merupakan utusan keluarga ketiga TKI itu, menceritakan kejanggalan itu kepada pejabat terkait. Apalagi, dalam surat resmi KBRI Malaysia yang ditandatangani Sekretaris Dua Konselor Heru Budiarso, menyebutkan KBRI tidak ikut bertanggung jawab dalam proses pemulangan jasad TKI itu, karena kondisi tidak memungkinkan untuk memeriksa penyeban kematian itu.
KBRI Malaysia hanya diberi tahu oleh Polisi Balai Port Dickson, bahwa tiga jasad TKI asal Lombok Timur, NTB, tewas setelah terkena rentetan peluru atau “multiple gun shot wounds”, dan hendak dipulangkan ke kampung halamannya. Sanak keluarga TKI korban tewas itu kemudian menghendaki dilakukan penggalian kuburan untuk kepentingan otopsi ketiga jasad itu.