Tekanan atau Depresi Hadir Karena Pelbagai Faktor. Adaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda akan memakan waktu. Sebagian besar BMI berasal dari pedesaan, sehingga mendapati kehidupan di Singapura sebagai sesuatu yang sangat mengejutkan. Gedung-gedung tinggi yang tidak hanya perkantoran, tapi juga tempat tinggal penduduknya di mana kemungkinan akan menjadi tempat kerja bagi BMI.
Bagi mereka yang tidak biasa dengan ketinggian, tinggal di rumah susun (flat), pada tingkat tertentu, pasti menjadi tantangan. Hal baru lainnya adalah, banyaknya perabotan rumah tangga yang asing bagi BMI. Majikan yang baik, pasti akan menjelaskan dengan sabar bagaimana penggunaannya, tapi tidak semua majikan bersikap demikian, sehingga BMI harus pandai mempelajarinya sendiri.
Biaya agen yang harus dibayar melalui potongan gaji yang sangat tinggi. Saat ini untuk PRT yang datang melalui PJTKI, rata-rata harus membayar potongan gaji selama 7-9 bulan. Jika gaji mereka $350 atau sekitar Rp2.450.000 per bulan. Jika per bulan BMI hanya menerima $20 saja per bulan, maka 7 bulan pemotongan gajinya adalah sebesar $2.310 atau sekitar Rp 16.170.000.
Hutang sebanyak ini harus mereka bayar melalui kerja keras, terlebih yang mendapat kewajiban potongan gaji hingga 9 bulan. Potongan berbulan-bulan, pasti menjadi beban pikiran bagi BMI.
Faktor selanjutnya adalah tidak adanya hari libur, menyebabkan PRT merasa tertekan dengan situasi kerja yang sama setiap harinya, dan tidak adanya kesempatan untuk berbicara dengan sesama PRT. Aturan yang mengharuskan majikan untuk memberikan hari libur mingguan memang mulai digulirkan di pemerintahan Singapura, namun kebijakan baru tersebut butuh dikawal, karena masih banyak majikan yang tidak memberikan hak libur bagi pekerjanya.
Bagi PRT baru dan dalam masa potongan gaji, majikan sering kali tidak memberikan hak libur satu hari dalam seminggu. Berbeda dengan PRT dari Filipina yang akan mendapat hari libur meskipun masih baru, paling tidak 1 bulan sekali.