BANYUMAS. Purjito, Camat Gumelar, Kabupaten Banyumas menyambut baik kegiatan Paguyuban Perlindungan Buruh Migran dan Perempuan SERUNI Banyumas di kecamatannya yang merupakan salah satu kantong Buruh Migran Indonesia di Kabupaten Banyumas. Ia mengatakan hal itu saat membuka “Saresehan Pemberdayaan bagi BMI di Daerah Asal” pada hari Sabtu (14/1/2012) di Aula Balai Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar.
Purjito sangat berharap, dengan kegiatan ini, para calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI), mantan TKI, atau keluarganya menjadi tercerahkan. Banyak kisah sukses yang dialami warganya, tetapi tak menutup mata, kisah sedih BMI juga tak sedikit.
Purjito juga menyinggung kenyataan di kecamatan Gumelar. Ada tiga hal yang menyedihkan yang sering ia lihat. Ia pun menghimbau kepada para peserta sarasehan. Pertama, Jika mempunyai niat untuk menjadi TKI jadilah TKI yang benar. Awalilah dengan niat yang baik. Jangan menghalalkan segala cara. Termasuk pemakaian identitas asli dan hindari tindak pemalsuan identitas.
Kedua, jaga hubungan harmonis dengan keluarga. Dua tahun atau lebih, berpisah antara suami dan istri, mempunyai potensi besar untuk konflik. Manusiawi sekali jika nafkah batin keduanya berkurang. Jangan sampai ada perceraian. Karena perceraian di Kecamatan Gumelar didominasi oleh TKI.
Ketiga, bisa menjaga jati diri. Biarpun sudah lama di negeri orang, tapi harus tetap menjaga jatidiri sebagai orang Indonesia. Terutama cara dalam berpakaian. Banyak diantara mereka begitu pulang dari negeri orang, penampilannya langsung berubah, seperti artis-artis Hongkong atau Korea.
“Insya Allah, jika ini diterapkan, mereka akan sukses dunia akhirat.” ujar Purjito yang diiringi tepuk tangan peserta sarasehan.
Purjito juga menyinggung, bahwa keberhasilan sebuah pemberdayaan harus di dukung 3 aspek yang saling sinergi, yaitu pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Kalau tiga komponen itu tidak jalan bersama, maka upaya pemberdayaan itupun akan jalan di tempat.