MATARAM – Diduga karena tidak tahan atas perlakuakn kasar majikannya, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Dusun Sempakok Desa Santong Kecamatan Kayangan Lombok Utara, Maryam (25), akhirnya memutuskan untuk minggat meninggalkan rumah majikannya di Saudi Arabia dengan dibantu oleh anak sang majikannya sendiri. Maryam berhasil kabur dari rumah majikannya setelah dibantu oleh salah satu anak majikannya yang iba serta kasihan atas penderitaan yang menimpa dirinya selama bekerja di rumah itu, dengan mengantarkannya menuju bandara, serta diberikan sejumlah uang.
Menurut penuturan Maryam, dirinya kerap diperlakukan kasar oleh majikannya, terutama setiap kali ada sedikit kesalahan yang tanpa sengaja dilakukan, bahkan tidak jarang menggunakan kekerasan, seperti memukul dan menyiramkan air panas ke tubuhnya. “Saya sering diperlakukan dengan cara-cara kekerasan oleh majikan, dan itu terjadi hampir setiap hari selama 5 bulan terakhir, karena tidak tahan disiksa, saya akhirnya memilih kabur dari rumah, dengan dibantu oleh anak majikan saya yang mungkin kasian melihat perlakuan orang tuanya kepada saya,” kata Maryam kepada keluarganya via telpon.
Dikatakannya, “saya diantar oleh anak majikan saya menuju bandara, saya juga diberikan uang sebanyak 11 ribu real, untuk keperluan selama diperjalanan, termasuk untuk membeli tiket pesawat hingga sampai di Lombok, sekarang sisa uang itu tinggal Rp 17 juta. Awalnya saya diperlakukan cukup baik, tapi setelah beberapa bulan, majikan saya kerap marah-marah hanya karena saya melakukan kesalahan-kesalahan kecil, dan itu terus terjadi setiap ada yang kesalahan kacil yang terjadi,” katanya lagi.
Ditempat terpisah, Kepala Dusun Sempakok Desa Santong, Kamaruddin, membenarkan kejadian yang menimpa salah satu warganya itu. Dikatakannya, kita baru melaporkan masalah ini ke pihak desa, dan mungkin nanti melalui desa akan dilaporkan ke pihak-pihak terkait. “Kejadian ini sudah dilaporkan ke Kepala Desa Santong,” ungkapnya singkat.
Sementara itu, Kepala Dinas Dukcapilsosnaker Kayangan Lombok Utara, H. Alwi, saat dikonfirmasi wartawan mengaku baru tahu kejadian ini dan hingga hari ini belum menerima surat laporan dari pihak korban atau dari desa setempat. “Untuk tindak lanjutnya, ya kita tunggu dulu laporannya masuk, agar jelas, bagaimana keadaan korban, apa yang menyebabkannya kabur dari rumah majikannya, termasuk kita harus ketahui siapa pihak PJTKI yang memberangkatkannya,” ucap pria yang selalu tampil bersahaja ini senin (26/12) kemarin. Maryam berangkat ke Saudi Arabia skitar 2 tahun lalu, bersama puluhan TKW lainnya asal Lombok, melalui jasa PT Deka Adi Perkasa di Jakarta. Maryam pergi dengan meninggalkan suami dan 2 orang anknya dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. (rasidibragi/Ari Primadona)
Persoalan migrasi ke arab saudi memang selalu jadi masalah. Buruhknya, negara in imasih percaya bahwa moratorium adalah solusi.. Terang saja begi, wong negara kan disetir sama PJTKI. Kalau ada moratorium ya jelas PJTKI Bangrut.