Bank Mandiri, selama dua hari (2-3/11/2011), mengadakan kegiatan di Kabupaten Banyumas, dalam rangka desiminasi atau penyampaian informasi untuk Calon TKI dan Keluarganya. Acara yang berlangsung di Hotel Horison, Jalan dr. Angka Purwokerto tersebut, Bupati Banyumas, Mardjoko diundang secara khusus untuk membuka acara, sekaligus menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan Calon TKI dan keluarganya.
Bupati yang sebelum menjadi orang nomor satu di kabupaten ‘kantong buruh migran’ ini pernah bekerja di Departemen Keuangan, lebih banyak menghimbau agar calon TKI dan keluarganya, mencari informasi dan banyak belajar tentang karakter warga Negara yang akan menjadi tujuan bekerja TKI.
“Saya sedih, jika mendengar ada TKI yang terkena kasus-kasus di luar negeri. Termasuk maraknya kasus hukuman mati. Makanya, saya ingin anda sebagai calon TKI, persiapkan juga dengan banyak belajar memahami karakter negara tujuan. Jangan hanya berpikir gaji besar saja, terus tidak memikirkan resiko-resiko,” tutur Bupati di hadapan sekitar 400 calon TKI dari Banyumas dan Cilacap itu.
“Contoh, misalnya Negara Singapura. Di Singapura bentuk perumahannya kebanyakan apartemen tinggi-tinggi, anda juga harus tahu bagaimana bekerja di aparteman, jangan sampai sedang menjemur pakaian jatuh dari atas. Ini jelas berbeda dengan jenis rumah-rumah di Jawa. Arab Saudi juga beda lagi. Di sana rumahnya kebanyakan tertutup . Sehingga orang lain tidak tahu suasana rumah yang lainnya. Hal-hal yang berurusan dengan pribadi, juga sangat rawan. Resiko pemerkosaan oleh majikan juga harus diwaspadai. Ini juga hal penting yang harus dimengerti. Bekal iman juga penting,” lanjut Marjoko yang disambut peserta dengan tepuk tangan.
Bupati juga sempat menyinggung karakter orang-orang di negera-negara Malaysia, Taiwan dan Korea. Kata beliau, orang Melayu terkadang ada juga yang bersikap sadis pada TKI walaupun mereka masih serumpun dengan Indonesia. Dia juga menghimbau agar calon TKI yang bekerja di Taiwan tahan bau amis, karena kebanyakan masakan di sana bercampur dengan minyak babi. Sedang di Korea, Marjoko mengajak calon TKI untuk bersikap kreatif, karena Korea lebih banyak berentuhan dengan perkembangan teknologi di masyarakat Korea.
Acara tersebut juga dihadiri oleh wakil dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigasi serta dari Kementrian bidang perekonomian. Beberapa organisasi pendamping Buruh Migran, seperti Dompet Dhuafa, Lakpesdam NU Cilacap, dan Seruni Banyumas juga hadir dan ikut berdiskusi tentang pengalaman mereka mendampingi TKI. (SusWoyo)