Kelompok WT Komunitas Buruh Migran Desa Konga Dikukuhkan

Author

konga
Larantuka- Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap keluarga buruh migrant, Selasa 27 September 2011 yang lalu, bertempat di balai Desa Konga Kecamatan Titehena Kabupaten Flores Timur, Pemerintah Desa Konga secara resmi mengukuhkan Kelompok Wanita Tani (WT) ‘Torang Jo ’ sebagai kelompok tani pemula. Kelompok WT Torang Jo beranggota 22 orang ibu rumah tangga yang para suaminya sampai saat ini masih menjadi TKI di Malaysia.

Hadir dalam acara ini, Bapak Bili dari Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK)  Titehena, serta Bapak Benediktus dari DELSOS Larantuka, sebagai lembaga yang selama dua tahun belakangan, mendampingi komunitas keluarga buruh migrant di wilayah ini.  Kepala Desa Konga, Martinus Juang Lewar, dalam sambutannya mengatakan, “kelompok WT ini hendaknya dijadikan wadah untuk saling bekerja sama, saling belajar, dan juga sebagai unit usaha sehingga kesejahteraan anggota kelompok bisa tercapai”. Lebih lanjut Juang mengatakan bahwa kelompok ini ke depannya harus  bisa menjadi contoh bagi komunitas keluarga buruh migrant di wilayah lain yang selama ini masih kurang mendapat perhatian serius dari semua pihak.

Sementara Benediktus dalam sambutannya mengatakan, “DELSOS Larantuka tetap berkomitmen untuk terus mendampingi komunitas keluarga buruh migrant di Desa Konga yang sejauh ini berjalan cukup baik. Relasi yang selama ini terjalin, hendaknya terus dipertahankan dan dipelihara”. Untuk diketahui bahwa dua tahun belakangan, DELSOS Larantuka dalam kerjasamanya dengan Yayasan TIFA Jakarta, melaksanakan Program Pemberdayaan Buruh Migran dan Keluarganya di Daerah Asal di tiga wilayah Kecamatan di Kabupaten Flores timur. Program yang didukung sepenuhnya oleh ANTARA AusAid dan BNP2TKI ini, rencananya akan diperpanjang hingga 2014(3/10/2011).

Satu komentar untuk “Kelompok WT Komunitas Buruh Migran Desa Konga Dikukuhkan

  1. Sekedr klarifikasi, bahwa tidak semua anggita Kelompok WT Torang Jo adalah ibu2 yang ditinggal pergi suaminya menjadi TKI. beberapa diantaranya suaminya adalah petani dan menetap di desa tersebut, ada juga yang suaminya sudah meninggal. Thanx

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.