Kiprah

Lelah Bekerja, Ni’mah Tertidur di Kamar Mandi

Author

Siti Ni’mah (28), seorang mantan buruh migran asal Desa Tipar, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap mengaku sering dipaksa bekerja duapuluh empat jam sehari saat bekerja sebagai pekerja rumah tangga pada sebuah keluarga di Kota Makkah, Arab Saudi selama dua tahun, dari 2007 sampai 2009.

Pengalaman tersebut diceritakan oleh Ni’mah di dalam Pelatihan Pengelolaan Informasi Buruh Migran yang diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Komunitas (PTK) Mahnettik Lakpesdam NU Cilacap. Menurut Ni’mah, bekerja di luar negeri tidak seindah yang ada dibenaknya. Jam kerja yang sangat ketat, bahkan ia hampir bekerja 24 jam sehari, khususnya pada bulan Ramadlan. Ni’mah sering kali tidak memiliki waktu istirahat.

“Saya sering tidur di kamar mandi tanpa sepengetahuan majikan. Waktu di dalam kamar mandi saya selalu menghidupkan kran air sehingga majikan mengira saya sedang membersihkan kamar mandi,” ungkapnya.

Kesedihan Nikmah tidak hanya berhenti di situ, setelah menyelesaikan kontraknya selama dua tahun ia berniat berhenti dan pulang ke tanah air. Akan tetapi, sang majikan melarangnya dengan alasan dia sudah cocok dengan cara kerja Nikmah. Mengetahui dirinya mengalami kesulitan, Nikmah meminta bantuan agen untuk menghubungi majikannya. Setelah mendapatkan bantuan agen, Nikmah pun dapat meninggalkan Arab Saudi dan pulang ke Indonesia.

Selama dua tahun bekerja di Makkah, Nikmah mengaku memiliki banyak kenangan. Di antaranya, ia dapat seminggu sekali menjalankan umroh, sambil menemani sang majikan yang sakit tidak dapat berjalan sehingga harus duduk di kursi roda.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.