Carut Marut Buruh Migran Potret Dunia Perburuhan di Indonesia

Author

Muhaimin Iskandar, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Banyaknya permasalahan yang dialami oleh buruh migran merupakan cermin dunia perburuhan di Indonesia. Hingga kini, buruh ditempatkan dalam posisi yang terpinggirkan, termasuk dalam kegiatan negosiasi dengan perusahaan.

Hingga kini, kebijakan yang diambil pemerintah untuk menangani persoalan buruh belum serius, misalnya dalam urusan peningkatan mutu sumber daya manusia buruh. Pasokan tenaga kerja Indonesia didominasi oleh lulusan sekolah dasar ke bawah, yaitu sebesar 57,44 juta atau 49,52 prosen. Ironisnya, sumber daya yang dimiliki oleh unit-unit pelaksana teknis balai latihan kerja terbengkalai dan tidak terurus.

Kondisi di atas diakui oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, dalam Kuliah Umum Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (20/8). Menurutnya, Daya saing buruh Indonesia berada pada posisi 42 dari 131 negara. Sementara Indek Pembangunan Manusianya menempati posisi 111 dari 192 negara.

Muhaimin berharap pegawai dinas tenaga kerja di kabupaten dan provinsi berani membuat terobosan supaya daya saing buruh Indonesia terus meningkat, baik di luar negeri maupun dalam negeri. Dia berterimakasih kepada organisasi-organisasi nonpemerintah yang telah mencari jalan keluar atas masalah ini. (YS)

Tulisan ini ditandai dengan: buruh migran depnaker Yossy Suparyo 

Satu komentar untuk “Carut Marut Buruh Migran Potret Dunia Perburuhan di Indonesia

  1. Data ini sangat mengerikan. Kalau 49,52% angkatan kerja kita adalah SD ke bawah jadi kerja Diknas selama ini ngapain. Apa mereka hanya menciptakan impian sekolah elit yang justru tidak bisa dijangkau oleh rakyat. Apalagi tuh BLK makin kacau! Mereka juga menggunakan cara pandang sekolah sehingga gak mau bikin pelatihan kalau gak ada duitnya. Justru pemerintah dan instansi di bawahnya yang harus sekolah lagi, tapi sekolahnya jangan seperti yang mereka rancang karena sudah terbukti gagal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.