Membangun Remitensi Produktif Bagi Mantan BMI

Author

BANYUMAS. Remitensi  Ekonomi Buruh Migran Indonesia (BMI)  jika dikaji dari bentuk dan pola pemanfaatannya, dapat di ketegorikan menjadi dua hal, pertama, bersifat konsumtif, kedua, bersifat produktif.

Inilah hasil dari penelitian Dr. Tyas Retno Wulan, dosen Sosiologi Universitas Jenderal Sudirman (UNSOED) di dua kabupaten kantong buruh migran, Wonosobo dan Banyumas (2010).

Remitensi konsumtif yang dimaksud, seperti menutupi biaya hidup sehari-hari, membayar hutang, pesta nikah, membeli alat elektronik dan lain-lain. Investasi misalnya untuk membeli rumah, tanah, menyekolahkan anak, biaya melanjutkan kuliah bagi BMI itu sendiri dan lain-lain. Pemanfaatan produktif misalnya usaha counter handphone, angkutan, dan layanan fotocopy. Hal yang menarik, selain berwirausaha, merekan juga menyisikan pendapatan untuk kegiatan sosial seperti, pembangunan masjid, berkurban dan lain-lain.

Beberapa kisah sukses para BMI yang menggunakan remitensi ekonomi untuk sektor produktif seperti di atas memang tidak sedikit, namun sektor konsumtif di kalangan BMI juga cukup tinggi. Bagi BMI diakui atau tidak, godaan untuk memanfaatkan remiten kepada hal yang bersifat konsumtif juga banyak dijumpai.

Pada titik inilah menjadi penting memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan mengelola keuangan serta membangun wirausaha BMI menjadi penting. Bagi para mantan BMI pengetahuan tersebut penting agar tidak kembali bekerja ke luar negeri dan memiliki pendapatan alternatif untuk menghidupi keluarganya.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.