Dukungan moril menjadi harapan besar bagi Kadek, Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Banyuwangi yang saat ini dirawat intensif di Princes Margaret Hospital, Hong Kong. Berawal dari BMI Hong Kong di Group WhatsApp Aku Cinta Indonesia (ACI) yang mengunggah video kondisi kritis Kadek saat dirawat di rumah sakit, beberapa anggota Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Hong Kong, kemudian tergerak untuk melacak informasi lebih rinci tentang Kadek.
Ditemui anggota SBMI Hong Kong di rumah sakit, Kadek tidak dapat berkomunikasi, sementara pihak rumah sakit dan KJRI Hong Kong selalu tertutup saat dikonfirmasi perihal sakit yang dialami Kadek. Kondisi ini membuat Tri Purwanti, Wakil Ketua SBMI Hong Kong berupaya untuk terhubung dengan jejaring di Indonesia guna menemukan keluarga Kadek.
“Aturan di Hong Kong, Majikan berhak memutus hubungan kerja (PHK/interminit) jika sakit yang diderita BMI tak kunjung sembuh dalam 120 hari, karenanya saai ini SBMI Hong Kong sedang melacak bill/tagihan rumah sakitnya, dalam hal ini kami juga mendesak KJRI Hong Kong untuk terbuka dan segera bertindak, memastikan hak-hak Kadek, dari asuransi hingga menghubungkannya dengan pihak keluarga, tapi yaa begitulah KJRI kita…masih tertutup dan lambat,” ungkap Tri Purwanti.
Melalui penelusuran di sosial media akhirnya diperoleh kontak keluarga Kadek di Banyuwangi. Pada Jum’at (22/4/2016) Wawan Kuswanto dan Agung Subastian dari SBMI Banyuwangi akhirnya menemui Ibu dari Kadek. Melalui sang ibu, diperoleh informasi bahwa Kadek terindikasi mengalami depresi berat dan lemah jantung.
“Jadi Kadek adalah BMI dengan satu anak dan memiliki suami yang bekerja di Bali, beberapa waktu yang lalu keluarga menyampaikan berita duka kepada Kadek di Hong Kong, bahwa suaminya meninggal dunia, namun sayang, saat itu Kadek belum dapat mengambil cuti. Saat kesedihan belum reda, Kadek kembali mendapat kabar duka, mbahnya meninggal dunia. Sejak saat itu, sang ibu tidak mendapat kabar atau telepon dari Kadek, hingga PJTKI yang memberangkatkan Kadek menelpon dan menyampaikan bahwa anaknya mengalami jantung lemah dan sudah dirawat dengan baik.” papar Aan, Koordinator Pengorganisasian DPN SBMI sesuai info dari SBMI Banyuwangi.
Berdasarkan informasi dari pihak keluarga tersebut, SBMI Banyuwangi berupaya mendesak Dinsosnakertrans Kabupaten Banyuwangi membantu keberangkatan keluarga ke Hong Kong, karena dukungan moril sangat dibutuhkan untuk penyembuhan Kadek. Selain itu SBMI Banyuwangi juga berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Terpadu Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (UPT P3TKI) Provinsi Jawa Timur untuk memanggil PT dan membantu proses pemenuhan hak asuransinya.
“Kami sudah ketemu ibunya Kadek dan meneliti semua dokumen syarat pembuatan pasport sudah selesai dan tidak ada masalah. Sang Ibu bisa dampingi membuat paspor dan segera berangkat ke Hong Kong. Kami sudah komunikasikan dgn dinas tenaga kerja terkait bantuan biaya dari dinas. Tapi mereka bilang tidak ada anggaran karena ada Permendagri Tentang juknis bantuan pos untuk penanganan kasus hilang dari nomenklatur. dan yang saat ini kita kawal adalah memastikan pemanggilan PJTKI oleh UPTP3TKI,” ungkap Wawan Kuswanto, Koordinator SBMI Banyuwangi.
Sementara itu, beberapa BMI di Hong Kong yang terhubung dengan SBMI juga menyatakan siap untuk menggalang dana guna memberangkatkan keluarga ke Hong Kong. Namun, menurut Tri Purwanti, para BMI harus berhati-hati dan mengutamakan mendesak tanggungjawab negara terlebih dahulu, karena jika melakukan penggalangan dana, maka dana tersebut harus benar-benar dipertanggungjawabkan.
“Saya meminta kawan-kawan di Hong Kong untuk terus ikuti perkembangan advokasi yang dilakukan di Indonesia, bukan apa-apa, karena selama ini sudah ada oknum yang menggalang dana atas nama Kadek, namun tidak jelas peruntukannya, bukan saya melarang membantu orang, tapi mohon berhati-hati, semoga Kadek bisa segera bertemu ibunya.” pungkas Tri Purwanti.
=============
Atas permintaan pihak keluarga, kami tidak menayangkan video kondisi kadek.
2 komentar untuk “Kritis di Rumah Sakit, SBMI Upayakan Ibunda Kadek ke Hong Kong”