Optimalkan Potensi di Desa, Purna TKI Banyuwangi Pasarkan Buah dan Sayur

Author

Ilustrasi Buah Naga
Ilustrasi Buah Naga

Anggota Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi dari Kelompok Al-Barokah, Desa Sidorejo, Purwoharjo, Banyuwangi, sejak 1 Februari 2016, mengembangkan jenis usaha kelompok, dari sekadar simpan pinjam berkembang menjadi pemasaran buah dan sayur. Kelompok Al-Barokah yang didirikan pada November 2013, memang ditujukan untuk mewadahi para mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.

“Kami melihat, beberapa desa di Banyuwangi merupakan penghasil buah dan sayur mayur, dari buah naga, jeruk, jambu, pisang, blimbing, dan lain-lain, nah menurut kami, ini adalah potensi yang luar biasa, maka kini usaha kelompok mulai kita kembangkan, perputaran dana simpan pinjam kelompok kini mencapai Rp.25.000.000,-, sebagian keuntungannya kita jadikan modal untuk kulakan (membeli) buah dan sayur yang selanjutnya kita jual di Bali dan Jakarta,” ungkap Sukati, salah satu anggota kelompok Al-Barokah.

Konsep pemasaran sayur dan buah yang dilakukan kelompok Al-Barokah ini cukup sederhana, organisasi berperan sebagai pengepul yang memiliki mitra penjual dari Jakarta dan Bali, kemudian atas permintaan mitra, anggota kelompok akan mencari dan membeli komoditas yang dibutuhkan dari petani di beberapa desa di Banyuwangi. Buah dan sayuran yang dibeli (sesuai harga pasar) dari petani kemudian dikirim ke Bali dan Jakarta.

Sukati berharap dengan adanya pengembangan usaha tersebut, kelompok Al-Barokah bisa terus berkembang dan mampu menyejahterakan anggotanya. “Harapan kami sederhana, apa yang kami lakukan saat ini semoga bisa menjadi contoh bagi generasi atau muda-mudi desa saat ini,” pungkas Rif Kasiani, koordinator kelompok Al-Barokah. (RIF)

Tulisan ini ditandai dengan: P4TKI Banyuwangi SBMI Banyuwangi TKI Banyuwangi 

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.