Berita

Komunitas Serantau Belajar tentang Advokasi dan Pendokumentasian Kasus

Author

Suasana Belajar Komunitas Serantau tentang Advokasi dan Pendokumentasian Kasus
Suasana Belajar Komunitas Serantau tentang Advokasi dan Pendokumentasian Kasus

Minggu (20/03/2016), bertempat di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, diadakan lokalatih bersama Komunitas Serantau bertemakan Advokasi dan Pendokumentasian Kasus BMI di Malaysia. Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Infest-Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) yang didukung Yayasan Tifa. Menjadi fasilitator dalam pelatihan ini adalah Direktur Infest, Muhammad Irsyadul Ibad dan Eddy Purwanto dari Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran (PBH BM).

Dalam pembukaan pelatihan, Irsyadul Ibad memaparkan pada peserta permasalahan yang dihadapi Buruh Migran Indonesia di berbagai sektor pekerjaan. Peserta diminta menemukan aktor yang terlibat dalam permasalahan tersebut dan jalan penyelesaian yang diambil. Diskusi dalam berlangsung seru, karena topik-topik menarik yang dilemparkan peserta, seperti masalah tunggakan gaji, jam kerja, tindak kriminal sampai masalah pernikahan di kalangan buruh migran. Sesi kedua, Eddy Purwanto, yang menjadi pelatih paralegal memberikan materi seluk beluk penanganan kasus pada para peserta.

Ia menekankan pada peserta bahwa yang dilakukan oleh paralegal bukan bentuk tindakan melawan hukum, melainkan menegakkan hukum yang berlaku. Eddy Purwanto juga menerangkan langkah-langkah konkret yang perlu diambil jika harus berurusan dengan hukum ketika membantu permasalahan buruh migran.

“Data dan kronologi kejadian merupakan unsur penting yang harus ada. Sehingga kasus yang dilaporkan merupakan fakta yang tidak terbantahkan,” ungkap Eddy dalam sesi pelatihan.

Peserta diajarkan cara mendokumentasikan suatu kasus, menulis data dengan lengkap serta menyusun kronologi kejadian sehingga dapat dilaporkan kepada pihak berwajib secara bertanggungjawab. Ia juga menegaskan, perlu adanya sikap jujur dan berani ketika mengungkap sebuah kasus agar bisa diselesaikan sebagaimana mestinya.

Pada sesi terakhir, peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk mempresentasikan salah satu contoh kasus, beserta kronologi dan jalan penyelesaian yang diambil. Dengan mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta memiliki kepekaan terhadap permasalahan buruh migran di sekitarnya. Selainn itu juga mampu mendokumentasikan kasus dengan tertata serta mengambil langkah tepat dalam penanganan kasus tersebut.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.