Minggu (05/02/12), suasana di kampus Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) terasa lebih ceria. Sesi pagi kami habiskan untuk ujian, kemudian dilanjutkan dengan makan siang bersama yang sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Keakraban juga terasa sekali di antara para mahasiswa baru yang akan mendapatkan orientasi siang itu, mereka pun telah bergabung bersama kami.
Suasana belajar terasa istimewa dengan kedatangan Roni, perwakilan LP3I Jakarta dan Haris dari LP3I Batam untuk memberikan orientasi bagi peserta baru yang juga diikuti oleh peserta lainnya. Acara yang dimulai pukul 14.00 waktu Singapura dan direncanakan selesai pukul 17.00, akhirnya baru selesai pada pukul 18.00. Hal tersebut dikarenakan peserta sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan. Salah satu tentor dari LP3I Jakarta memaparkan secara ringkas dan sederhana tentang visi misi LP3I dan program-program pendidikannya yang saat ini. Lulusan LP3I ditargetkan untuk siap kerja di berbagai bidang sesuai dengan jurusan atau menjadi wirausahawan yang handal.
Perwakilan LP3I Jakarta juga motivasi peserta belajar di Singapura. Langkah pertama yang harus dilakukan calon wirausahawan adalah membuat peta hidup sebagai perencanaan masa depan, mulai dari jangka pendek sampai jangka panjang. Peta hidup penting untuk dibuat dan menjadi acuan hingga cita-cita dan mimpi bisa diraih. Saat Perwakilan LP3I Jakarta ditanya soal program tindaklanjut atau pendampingan bagi lulusannya yang ingin menjadi pengusaha, pihak LP3I menyampaikan informasi tentang program “rumah entrepreneur” yang bisa juga diakses alumni LP3I.
“Pada November 2011, LP3I dengan dukungan Kementrian Pendidikan telah meresmikan program Rumah Entrepreneur, karena masih sangat baru, program ini baru diujicobakan di Jakarta, sementara penerapan di wilayah lain akan menunggu hasil dari uji coba tersebut,” demikianlah tutur Roni, salah satu perwakilan LP3I Jakarta.
Metode menyusun peta hidup merupakan cara memotivasi diri untuk mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghadirkan apa yang ada di angan-angan ke dalam bentuk teramati (visual). Jika seseorang ingin atau bercita-cita memiliki peternakan kambing, ia dapat memulai dengan sekadar menempelkan foto atau gambar kambing di tempat yang mudah terlihat. Gambar tersebut akan mengingatkan seseorang pada tujuan dan cita-citanya mempunyai peternakan kambing suatu hari nanti, dan ia terus termotivasi untuk mewujudkannya. Sekilas hal ini tampak sederhana, namun bisa jadi merupakan satu bagian penting dalam proses memotivasi diri untuk menjadi wirausahawan.