(Bahasa Indonesia) PMI Malaysia Serba Kekurangan Saat Pandemi

Author

Sorry, this entry is only available in Indonesian.

Dampak pandemi Covid-19 mulai dirasakan oleh para pekerja migran Indonesia (PMI), terutama PMI di Malaysia yang bekerja di sektor infrastuktur. Sejak penerapan lock down di Malaysia, mereka tidak boleh bekerja selama lebih dari satu bulan.

Selama diberlakukannya kebijakan “lock down” di Malaysia, ruang gerak PMI di Malaysia semakin terbatas. Seperti yang dirasakan oleh JR (27), salah satu PMI di Malaysia asal Desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Saat dihubungi oleh keluarganya pada Menurut JR, pemerintah Indonesia hanya memberi bantuan sembako dua kali selama lock down.

“Dapat sembako beras, mie instan, telur dan minyak sebanyak dua kali. Uang kami habis dan untuk makan kami ngutang di kantin nanti kalau sudah bekerja kami bayar,” ungkap JR yang merupakan PMI asal Pandanarum.

Selain ngutang di kantin dan sembako, JR dan teman-teman mencari apa pun yang bisa dimakan di kebun seperti ketela, kangkung dan ikan di sungai. JR sendiri saat ini sudah dua tahun lebih menjadi PMI di Malaysia. Baru-baru ini dia sambung permit dan pembayarannya pun belum lunas alias dibayarkan terlebih dulu.

Pantang Pulang Kampung

Kondisi JR di Malaysia juga sudah diketahui keluarganya. Menurut SM (47), ibu JR, JR sudah diminta segera pulang karena ibunya sangat khawatir anaknya di sana akan kelaparan. Kendati demikian, JR tetap memilih bertahan di Malaysia.

“Saya belum bisa pulang, karena permit baru sambung dan belum lunas hutang saya masih banyak. Saya juga tidak bisa mengirim uang untuk kebutuhan anak, karena sudah tidak ada uang lagi,” ungkap JR.

JR juga menjelaskan bahwa selama lock down, dia dan teman-temannya tidak punya penghasilan sementara. Sehingga, pada umumnya mereka tidak bisa mengirimkan uang ke keluarga di kampung. Sementara di desa, warga tetap mendapatkan bantuan sembako, bantuan langsung tunai (BLT), program keluarga harapan (PKH) dan lain lainnya.

Keluarga PMI di desa pada umumnya memiliki rumah yang layak atau terlihat mampu. Sementara basis basis dari bantuan sosial (Bansos) adalah rumah yang terlihat miskin. Sehingga, biasanya ketika ada Bansos, keluarga PMI tidak pernah tersentuh, termasuk keluarga dari PMI Malaysia yang sangat terdampak dari pandemi Covid-19. Padahal mereka sama-sama tidak punya penghasilan.

 

Dinas pemerintah seperti Dinas pertanian, Dinas peternakan, Dispendag, Dinas koperasi, Dinas Kesehatan, serta dinas-dinas ini punya dana untuk bansos bagi warga di bawah naungannya. Namun sampai saat ini dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), tidak ada bansos untuk keluarga PMI yang terdampak Covid-19.

Tulisan ini ditandai dengan: KOPI pandanarum pandemi penanaman pohon puppy organik 

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.