News

BMI Asal Malang Menangkan Kompetisi Puisi Malaysia Migrant Literature

Author

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia.

Figo Kurniawan, BMI Asal Malang Menangkan Kompetisi Puisi
Figo Kurniawan, BMI Asal Malang Menangkan Kompetisi Puisi

Kuala Lumpur—Sebagai makhluk yang memiliki akal, manusia diciptakan untuk berkomunikasi dengan sesama lewat ucapan atau tulisan. Menulis diyakini sebagai cara manusia mengeluarkan buah pikiran yang murni, karena dengan menulis kita dapat menuangkan inspirasi pada tulisan. Begitu pula dengan puisi, menulis puisi juga didapat dari inspirasi dengan keadaan suasana hati yang dialami oleh penulis.

Baru-baru ini Malaysia Migrant Literature (MML) mengadakan kompetisi puisi Internasional yang diselenggarakan pada Minggu (04/09/2016). Acara ini diikuti lebih dari 40 peserta dari pelbagai negara asal buruh migran, termasuk Indonesia. Juara pertama pemenang kompetisi tersebut, diraih oleh Tusher Mahmud Mithun Buruh Migran asal Bangladesh. Juara kedua diraih oleh Figo Kurniawan asal Indonesia dan juara ketiga diraih Shamshad Chaudry dari Pakistan.

Sebagai pemenang, Figo yang merupakan buruh migran asal Kabupaten Malang menyampaikan kegembiraan atas kemenangannya. Meski menempati posisi kedua, yang terpenting menurutnya adalah bisa mewakili bangsa Indonesia dalam ajang bergensi ini. Ia berpesan agar kebiasaan menulis para buruh migran di media sosial ditujukan ke arah yang lebih berguna dan kreatif.

“Kita manfaatkan sosial media untuk hal yang positif. Ketika kita menulis status, kita bisa merangkai kata menjadi sebuah kalimat, maka itu sudah merupakan bakat menulis. Coba kembangkan itu dan salurkan itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia penyelenggara, Shivaji Das, berharap dengan adanya lomba ini dapat membangun rasa saling mengerti dan memahami antara rakyat Malaysia dengan buruh migran. dan juga para pengungsi di Malaysia.

“Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan sikap toleransi pada masyarakat yang multikultur dan memberikan kesempatan bersuara kepada pengungsi dan buruh migran semi mahir,” papar Shivaji kepada Redaksi Serantau.

Selain penghargaan kepada para juara, mereka juga mendapatkan hadiah. Namun, bagi Figo keikutsertaanya ini sebagai ajang pembuktian bahwa karya sastranya mendapat apresiasi dan pengakuan.

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.