News

Bapak Tangguh, Keluarga Utuh

Author

Pelatihan Penhasuhan Anak TKW

BANYUMAS. Membicarakan sosok bapak dalam keluarga migran, sama artinya dengan membedah peranan seorang suami dalam menggantikan posisinya sebagai seorang istri, ketika sang istri sedang bekerja di luar negeri. Sosok bapak, yang secara kodrati diciptakan Tuhan terlihat secara fisik lebih kuat dibanding kaum hawa, memang pantas diidentikan dengan fungsi menjadi figur pemimpin, kepala sebuah kelompok orang-orang yang di sebut keluarga, kemudian yang menjadi tumpuan keluarga dalam hal nafkah.

Sosok bapak yang demikian, lantas akan berubah total manakala, sang istri yang biasa melakukan kegiatan-kegiatan konvensional seperti memasak, mencuci piring dan pakaian, membawa anak ke posyandu, ngepel dan lainnya, secara otomatis akan berpindah kepada seorang suami.
Tak hanya itu, keharmonisan, kasih sayang, dan keutuhan rumah tangga, dalam keluarga TKI, juga beresiko tinggi untuk menjadi permasalahan berat, jika tak terkontrol dengan baik.

Perselingkuhan, kiriman uang yang tidak digunakan semestinya, suami yang malas bekerja, menjadi hal yang sangat rentan dalam keutuhan rumah tangga TKI.

Fenomena seperti ini, sudah pasti terjadi dalam keluarga TKI. Sehingga agar tugas-tugas istri bisa terlaksana dengan baik oleh suami, dan keutuhan rumah tangga bisa terjaga dengan baik, walaupun sang istri lama di luar negeri, sudah pasti dibutuhkan pengetahuan dan tentu pelatihan dalam hal yang berhubungan dengan pengasuhan dan keutuhan rumah tangga.

SERUNI bekerjasama dengan Fakultas Psikologi UI serta PPGA Unsoed, selama 2 hari mengadakan kegiatan fathering bagi para suami TKI. Kegiatan ini dilaksanankan di tiga desa kantong TKI, masing-masing Kalikidang dan Pekaja kecamatan Kalibagor serta desa Kalicupak Kidul kecamatan Sokaraja kabupaten Banyumas.

Sebanyak 36 para suami TKW belajar enam materi terkait masalah pengasuhan anak. Diantaranya adalah tumbuh kembang anak, gizi anak, pola asuh, disiplin keluarga, dan komunikasi dengan anak.

“Saya ingin kegiatan ini akan terus berlanjut, dan pesertanya tak hanya di tiga tempat ini saja,” kata Prof M Enoch Markum, dosen UI. Selain Prof Enoh, dari UI hadir, asisten dosen Fajar Erika dan praktisi psikologi Mira K Putri.

Dari PPGA Unsoed Purwokerto yang hadir sebagai asessor adalah Tri Murni, Eri Wahyuningsih, Okta, Agnes dan Ridwan Kamaludin. Di hari terahir kepala PPGA Unsoed, Tyas Retno Wulan, juga hadir untuk memberi semangat kepada para pemandu yang semuanya adalah anggota paguyuban peduli buruh migran dan perempuan SERUNI, dan para peserta pelatihan, yang semuanya adalah para suami TKW.

“Kami sangat berharap kegiatan ini mempunyai manfaat yang besar. Paling tidak anak-anak saudara-saudara (para peserta) akan menjadi lebih baik ketimbang orang tuanya…” kata bu Tyas di hadapan peserta pelatihan desa Pekaja, Kalibagor.

Belum ada komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.