Investigation

(Bahasa Indonesia) Cerita TKW Hong Kong, Badai Keluarga Sumi

Author

Sorry, this entry is only available in Indonesian.

ILUSTRASI SUAMI TKI
ILUSTRASI SUAMI TKI

Lika-liku dunia Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri sangat berwarna. Banyak sudah yang membahasnya. Tentang suka maupun duka, tentang bahagia maupun nestapa. Saat saya pulang liburan (26/12/12) ada seorang TKW asal Madiun yang kebetulan satu flat dengan saya bercerita tentang polah tingkah suaminya, tepatnya setelah dia meninggalkan keluarga untuk menjadi TKW di Hong Kong selama 12 tahun.

Awal-awal di Hong Kong, suaminya sangat baik, penurut, dan tidak pernah macam-macam. Saat itu, sang suami bisa mengelola uang yang dia kirim dari Hong Kong, membangun rumah, membeli sawah, membeli motor, dan menyekolahkan ketiga anaknya.

Badai mulai terlihat saat dia, sebut saja namanya Sumi, memasuki enam tahun di Hong Kong. Suaminya mulai berulah. Di luar rumah sering main dengan perempuan lain dan juga main judi. Duh, tentu saja hancur hatinya Sumi. Namun tetap setiap bulan Sumi mengirim uang ke rekening suaminya untuk biaya sekolah anaknya. Saat anaknya sudah memiliki rekening sendiri, kiriman Sumi pindah ke rekening anaknya dan tidak lagi mengirim ke rekening suaminya. Namun tetap saja si bapak meminta uang ke anaknya. Sungguh tega sekali si bapak.

Ini tahun keenam Sumi masih bertahan dengan polah tingkah suaminya yang belum juga sadar dengan ulahnya yang suka main perempuan. Sumi beralasan semua demi anak. Sumi tidak ingin anaknya mempunyai orang tua yang tak lengkap. Alasannya “biarlah suamiku kayak gitu, aku gak ngurus. Penting anakku bisa sekolah terus. Penting duitku gak jatuh ke suamiku.” ungkapnya.

Hubungan Sumi dan suaminya pun hanya sebatas demi anak mereka. Mereka jarang berkomunikasi. Sumi beralasan sudah males dengan prilaku suaminya, tapi untuk memutuskan cerai, Sumi masih mikir-mikir karena kasian dengan anak-anaknya.

Dilema seorang istri yang punya niat mulia. Istri yang ingin memperbaiki ekonomi keluarga dengan menjadi TKW tapi suaminya malah menjadi benalu dalam rumah tangganya sendiri. Selain menyalahgunakan uang hasil jerih payah istri, suami juga tega menghianati pernikahan mereka dengan main perempuan lain.

Saat saya tanya, sampai kapan bekerja di Hong Kong?, apa kamu tidak ingin pulang seterusnya dan mengurusi anak-anaknya,? Sumi hanya panjang menghela nafas. Dia bingung, karena kalau pulang otomatis penghasilan bulanan tidak menentu, kalaupun mengharapkan suami, kondisinya juga kayak gitu, bisanya hanya menghabiskan tapi tidak bisa mencari.

Dunia dan kehidupan buruh migran memang terbalik. Istri mencari nafkah sedang suami yang mengurus rumah tangga. Kalau saja suami bisa menjadi bapak rumah tangga yang baik saat istri bekerja di luar negeri, saya kira tidak akan menjadi masalah, meski tetap saja pandangan orang akan berbeda, karena harusnya suami yang bekerja dan istri yang mengelola kebutuhan di rumah.

Tulisan ini ditandai dengan: ekonomi TKI Keluarga TKI suami TKI tenaga kerja indonesia 

Satu komentar untuk “(Bahasa Indonesia) Cerita TKW Hong Kong, Badai Keluarga Sumi

  1. saya rasa mulai sekarang BMI harus dibiasakan punya tabungan pribadi untuk investasi agar bisa hasil keringatnya bisa digunakan untuk modal usaha di kampung halaman dan segera pulang berkumpul dengan keluarga di rumah.

    Semoga hal spt ini tidak lagi menimpa BMI lain. tetap semangat untuk Mbak Sumi. semoga bisa terus berjuang untuk semua buah hatinya dan kesejahteraan keluarga di rumah. semoga bisa diberi petunjuk dan kemudahan oleh-Nya dalam menghadapi cobaan. aminn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.