Sekitar 40 persen masyarakat Desa Gelanglor, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo adalah petani bawang merah. Untuk itu komunitas pekerja migran Indonesia (KOPI) Desa Gelanglor menginisiasi produksi olahan bawang merah menjadi bawang merah goreng. Usaha ini dilakukan berdasarkan kesepakatan dari para anggota komunitas dan dikelola secara bersama-sama.
Awalnya, kami duduk bersama untuk berembug tentang rencana usaha ini kepada semua anggota komunitas. Mulai dari soal analisis usaha, rencana produksi, hingga rencana pemasaran. Setelah semua sepakat, kami mulai membeli beberapa alat yang dibutuhkan seperti mesin pemotong dan pengering (spinner), juga alat-alat pengorengan. Untuk modal awal, kami gunakan kas komunitas dan dukungan dari Yayasan INFEST Yogyakarta.
Pada tanggal 22 Desember 2022, KOPI Gelanglor mengadakan pelatihan produksi bawang goreng. Kami mengundang Ibu Umi seorang wirausahawan bawang goreng dari Desa Pondok. Selain itu, KOPI Gelanglor juga mengundang Pak Amir dan Pak Krisbiyanto, masing-masing adalah produsen keripik singkong dan pisang dari Ponorogo. Pelatihan ini diikuti oleh seluruh anggota KOPI Gelanglor. Setelah itu, kami mulai memproduksi bawang merah goreng sendiri.
Untuk bahan baku, kami tidak perlu membelinya dari para tengkulak. Bawang merah kami beli langsung dari para petani di Desa Gelanglor. Sementara bahan yang lain, seperti singkong, pisang, dan ubi cengkuk sebagian kami beli di pasaran, sebagian dari kebun sendiri. Untuk produksinya, masih terhitung skala kecil, 1 kwintal singkong, 70 kg bawang merah, dan 50 kg ubi cengkuk. Untuk harga, keripik singkong kemasan 120 gram dan bawang goreng kemasan 40 gram dijual pada rentang harga Rp 10.000,-.
Usaha ini dijalankan dan dikelola bersama-sama oleh anggota KOPI Desa Gelanglor. Untuk pemasaranya dengan cara menitipkan ke pedagang keliling dan juga di titipkan ke toko. Dengan usaha ini kami berharap bisa menambah penghasilan dan kesejahteraan anggota KOPI Desa Gelanglor.