Desa Ngendut Berkomitmen Jalankan Perencanaan Apresiatif Desa

Author

“Visi Desa Ngendut adalah Menjalin Kesatuan dan Persatuan Bersama untuk Mewujudkan Desa Maju dan Berkembang serta Pemerintahan yang Adil dan Sejahtera,” ujar Wadiyem, Kepala Desa Ngendut dalam pembukaan Perencanaan Apresiatif Desa.

Wadiyem, Kepala Desa Ngendut, menyambut baik Perencanaan Apresiatif Desa (PAD) dan proses setelahnya yang diungkapkan dalam pembukaan PAD di Pendopo Desa Ngendut, Kecamatan Balong, Ponorogo pada Jumat-Sabtu, 24-25 Juni 2022. Dalam sambutannya, Wadiyem berterima kasih pada Infest Yogyakarta yang menemani proses PAD serta masyarakat Desa Ngendut yang hadir dan ingin terlibat dalam proses ini. Sebelum dilaksanakan PAD, Infest Yogyakarta mengadakan pertemuan pra PAD pada 10 Juni 2022 untuk menjelaskan konteks PAD yang akan dilakukan serta pembagian peserta untuk setiap tim.

Pelatihan diikuti oleh 42 orang peserta yang terdiri dari kepala desa, perangkat desa, kelompok perempuan, purna PMI, kaum pemuda dan unsur lainnya. Pada hari pertama ini, peserta diajak untuk berdiskusi dan urun rembug dalam mewujudkan mimpi kepala desa yang tertuang dalam visi misi. Peserta dibagi dalam 4 kelompok, melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan merumuskan langkah dan program kerja yang dilakukan untuk meraih mimpi tersebut. Setelahnya, perwakilan setiap kelompok melakukan presentasi dalam forum besar dengan menjelaskan langkah dan kerja yang akan dilakukan untuk meraih mimpi.

Rohmat Santoso, perwakilan dari kelompok pemuda di Desa Ngendut, berharap agar pemerintah Desa Ngendut dengan warga masyarakat dapat secara bersama mewujudkan mimpi warga Desa Ngendut. “Mimpi kami, semakin banyak tersedia lapangan pekerjaan di desa, pemuda makin kreatif, dan puncaknya kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di Desa Ngendut,” ujar Rohmat.

Sesi pemetaan mimpi ini penting dilakukan untuk membuka nalar peserta bahwa merumuskan gagasan dari hal umum ke hal khusus bukanlah hal yang mudah. Selain itu juga membuka wawasan bahwa perencanaan pembangunan semestinya melibatkan semua pihak yang ada di desa. Muhammad Khayat, fasilitator dari Infest Yogyakarta di akhir sesi kemudian merangkum diskusi dari setiap kelompok.

Selanjutnya pada hari kedua, peserta PAD dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing kelompok membahas Kewenangan Desa, Pemetaan Aset Potensi Desa, Kesejahteraan Desa dan Penggalian Gagasan Kelompok Marginal untuk Pembangunan Desa. Muhammad Khayat sebagai fasilitator Kewenangan Desa berdiskusi tentang sejarah desa, kewenangan hak asal usul dan kewenangan lokal skala desa.

Kelompok aset potensi desa didampingi oleh Sofwan Hadi yang mengajak peserta untuk mengidentifikasi aset dan potensi Desa Ngendut. Pemetaan aset potensi meliputi tujuh bidang, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam, sosial budaya, spiritual kebudayaan, kelembagaan, finansial dan fisik. Dari hasil diskusi baru diketahui jumlah aset dan  hasil bumi Desa Ngendut yang melimpah. Rosyid, salah satu peserta PAD menyatakan kekagumannya, ternyata begitu banyak aset dan potensi di Desa Ngendut.

“Setelah mengidentifikasi aset potensi desa ini, saya baru sadar bahwa ternyata ada banyak aset dan potensi di Desa Ngendut,” ungkap Rosyid.

Edi Purwanto, fasilitator dari Infest Yogyakarta, memandu jalannya diskusi di kelompok Kesejahteraan Desa. Kelompok ini mendiskusikan apa yang menjadi ukuran kesejahteraan warga Desa Ngendut. Indikator kesejahteraan ini akan dipakai oleh untuk memetakan kesejahteraan warga Desa Ngendut melalui sensus. Sedangkan pada kelompok Penggalian Gagasan Kelompok Marginal, Nisrina mengajak peserta untuk memetakan kelompok marginal yang ada di Desa Ngendut. Dari hasil diskusi diputuskan bahwa kelompok marginal tersebut terbagi dalam tujuh kelompok yakni lansia, disabilitas, anak yatim piatu, pekerja migran Indonesia, buruh tani, anak putus sekolah dan perempuan kepala rumah tangga.

Anny Hidayati yang mengisi materi tentang pelayanan publik mengajak peserta untuk mendiskusikan tentang pelayanan publik yang sudah ada di desa namun perlu diperbaiki, juga pelayanan publik yang belum ada dan perlu diadakan. Tim ini juga akan melakukan sensus ke masyarakat meskipun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah semua kelompok selesai diskusi, mereka berkumpul lagi untuk mempresentasikan di depan  semua peserta.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.