Situasi pandemi belum berakhir. Sementara segala aktivitas masih harus terus berjalan. Termasuk kegiatan yang dikelola oleh Pokja Voice of Migrants (VoM) di Hong Kong. Be berapa pertemuan dan diskusi dipindah melalui pertemuan daring (online). Kendati ada beberapa tantangan seperti terbatasnya interaksi langsung, namun cara ini justru membuka ruang lebih luas bagi siapapun, khususnya sobat migran dari berbagai negara, untuk terlibat.
Berita utama buletin VoM edisi Oktober 2020 kali ini, tim redaksi menghadirkan tiga ulasan webinar yang diselenggarakan VoM dan Infest Yogyakarta. Ketiga tulisan ini penting sebagai bekal pengetahuan dan pembelajaran menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) yang berdaya. Pertama, penting bagi PMI untuk mengetahui hak dan kewajibannya. Kedua, pentingnya kewaspadaan terhadap potensi ancaman paham ekstremisme kekerasan di kalangan PMI. Dan ketiga, perlunya menjaga diri dan kesehatan mental bagi PMI.
Selain ketiga berita utama, edisi kali ini, redaksi juga menyuguhkan profil komunitas English BKB Lapangan Rumput sebagai ruang belajar bagi para pekerja migran di Hong Kong. Ruang-ruang berkomunitas dan berserikat penting bagi teman-teman PMI untuk terus mengembangkan diri serta menjaga kesehatan mental. Hal tersebut juga berkaitan dengan tulisan di rubrik panduan mengenai cara supaya “keinginan kita” bisa didengar di tempat kerja.
Selanjutnya, pada rubrik opini, Ridwan Wahyudi menulis tentang dampak RUU Cipta Kerja dan PMI. Isu ini menjadi perbincangan penting di Indonesia dan memunculkan banyak sekali pro dan kontra. Kemudian, redaksi juga menyuguhkan ringkasan salah satu pengajian Fiqih Buruh Migran yang dipandu oleh KH
Marzuki Wahid dengan tema “nafkah batin”. Akhir kata, redaksi mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim penulis yang turut berbagi kabar, informasi, dan pembelajaran. Tetap jaga kesehatan dan selamat membaca.
Silakan unduh buletin Voice of Migrants Edisi Maret-Juni 2020 (keempat) di sini.