KOPI Nongkodono Bertekad Lebih Kompak Berorganisasi

Author

PONOROGO | Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) desa Nongkodono mengadakan pertemuan rutin pada hari Rabu (30/1/2019) di Balai Desa Nongkodono. Agenda pertemuan kali ini untuk melakukan evaluasi program dan kegiatan selama tahun 2018. Sebagaimana KOPI lainnya di Ponorogo, KOPI Nongkodono telah mengikuti berbagai pelatihan diantaranya pelatihan mengenal hak pekerja migran, pelatihan komputer, jurnalistik, pengorganisasian, paralegal, bedah kasus dan beberapa kegiatan di level nasional dengan jaringan organisasi pekerja migran. Dengan keikutsertaan anggota KOPI dalam berbagai pelatihan, diharapkan terjadinya peningkatan kapasitas anggota KOPI dalam hal advokasi kasus pekerja migran.

Dalam hal advokasi kasus, tercatat 17 kasus pekerja migran yang telah ditangani oleh KOPI Nongkodono. Dari 17 kasus tersebut, 13 diantaranya telah selesai dan 3 kasus masih dalam proses. Adapun jenis kasus tersebut adalah gagal berangkat ke luar negeri (4 kasus), penahanan dokumen (6 kasus), trafficking (4 kasus), tidak sesuai job (2 kasus) dan tindak kekerasan oleh majikan (1 kasus). Hal ini tentu saja merupakan capaian besar KOPI Nongkodono di tahun 2018, meski ada beberapa hal yang harus di evaluasi bersama.

Kekompakan dan kerja tim masih kurang dan perlu diperbaiki di tahun 2019. Hal ini sangat penting mengingat kesuksesan sebuah organisasi tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja melainkan dengan kerjasama yang solid dari para anggotanya. Marjuki, Ketua KOPI Nongkodono, mengatakan bahwa selama ini memang kekompakan tim nya kurang. Namun, Marjuki bertekad untuk mengajak anggota KOPI lainnya untuk lebih kompak, solid dan kerja tim yang baik di tahun 2019.

“Memang kami akui, selama ini kerja tim dan kekompakan kami kurang. Dengan adanya evaluasi ini kami berjanji untuk lebih meningkatkan kekompakan kami dalam berbagai kegiatan di tahun ini. Dukungan dan loyalitas dari anggota KOPI dalam berbagai kegiatan sangat saya harapkan demi kesuksesan bersama,”tutur Marjuki.

Dalam pertemuan kali ini juga dibahas tentang rencana kerja KOPI di tahun 2019. Diantaranya sosialisasi KOPI kepada masyarakat dan pemberdayaan ekonomi. Berkaitan dengan usaha ekonomi produktif, banyak mantan pekerja migran yang sukses dengan usahanya di Desa Nongkodono. Produk-produk seperti susu kambing etawa, otak-otak, usaha kerajinan tas dan keripik buah berhasil dibuat oleh manta pekerja migran, meski masih ada kendala dalam pemasaran. Pelatihan pemasaran sangat diperlukan untuk memasarkan semua hasil usaha mantan PMI di desa ini. Dengan kemajuan teknologi yang ada dimana semua serba online maka pemasaran melalui media online lebih praktis, murah dan menjanjikan.

“Bicara tentang usaha ekonomi produktif, di desa ini banyak mantan PMI yang mempunyai usaha. Namun masih ada kendala di pemasaran. Oleh karena itu kami berharap adanya pelatihan managemen marketing berbasis online. Mengingat jaman sekarang semua serba online. Dengan adanya pemasaran satu pintu yang dikelola oleh KOPI, saya harap semua produk mantan PMI di desa ini bisa terekspos ke luar daerah, “ujar Marjuki.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.