Berita

Pesta Rakyat Diwarnai Kebijakan Kotor KBRI Kuala Lumpur

Author

Panitia sedang meminta booth Serantau untuk menghentikan penjualan minuman
Panitia sedang meminta booth Serantau untuk menghentikan penjualan minuman

Kuala Lumpur—Pesta Rakyat Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 berlangsung sangat meriah di Taman Tasik Titiwangsa Kuala Lumpur pada Minggu (25/9/2016) waktu setempat. Tidak hanya warga Indonesia yang memeriahkan, melainkan penduduk Malaysia juga menikmati perayaan tersebut. Panitia menyediakan 32 tempat pameran (booth) untuk melayani ribuan pengunjung yang hadir. Tidak hanya produk jasa yang ditawarkan, tapi juga kuliner Indonesia mampu memanjakan lidah para penikmatnya oleh pelaku bisnis.

Bisa dikatakan panitia sukses menyelenggarakan perayaan tersebut. Gejalanya bisa diamati dari antusias pengunjung. Pedangdut Siti Badriyah rupanya memiliki magnet luar biasa untuk menyedot pengunjung. Warga Indonesia menyambutnya dengan suka cita perayaan tersebut. Maklum saja, mereka jarang bisa menikmati pesta yang mayoritas adalah orang Indonesia karena umumnya mereka bekerja di Malaysia selama bertahun-tahun. “Lumayan menghibur bagi perantau Indonesia di sini,” ungkap Hasib yang merupakan TKI di Malaysia.

Akan tetapi di dalam setiap event, pasti ada saja kendala yang dihadapi oleh masing-masing pihak. Kendala itu muncul karena terdapat perbedaan kepentingan antara pihak. Serantau yang merupakan komunitas TKI sebagai pihak yang menyewa booth menawarkan makanan dan minuman khas Indonesia. Namun, panitia dari Fungsi Ekonomi KBRI Kuala Lumpur malah menahan Serantau untuk menawarkan minuman kepada pengunjung. Pasalnya sudah ada pihak lain yang menawarkan barang dagangan serupa.

“Ini kesepakatan pada saat briefing di KBRI Kuala Lumpur. Booth yang lain boleh menjual minuman setelah pukul 3 sore,” ungkap Krishna Hannan, Fungsi Ekonomi KBRI Kuala Lumpur.

Krishna menambahkan bahwa kesepakatan itu diambil pada saat briefing, karena Dharma Wanita KBRI Kuala Lumpur sudah menawarkan penjualan minuman terlebih dahulu. Untuk alasan tersebut, Serantau diminta untuk menghentikan penjualan minuman pada pagi harinya.

Menanggapi hal tersebut, Andik dari Serantau yang menemui langsung panitia mengatakan bahwa KBRI Kuala Lumpur sebagai panitia penyelenggara perayaan kemerdekaan sangat tidak professional. Bahkan Andik menilai jika KBRI Kuala Lumpur ingin memonopoli penjualan minuman. “Dari sini kita bisa belajar, bahwa kita belum sepenuhnya merdeka,” ketus Andik.

Komunitas warga Indonesia yang ikut mengambil bagian untuk memeriahkan sudah dibatasi kreatifitasnya oleh pemerintah. Padahal booth Serantau itu untuk penggalangan dana komunitas. Tujuan komunitas Serantau ingin menyebarluaskan infomasi dan menangani kasus-kasus TKI Malaysia. Tapi KBRI Kuala Lumpur malah seolah-olah menghambat langkah Serantau. Padahal Serantau juga ingin berkontribusi bagi TKI Malaysia. Dari kasus ini Andik menilai bahwa KBRI Kuala Lumpur selaku panitia terlihat kotor dalam mengelola perayaan sebesar itu. Bahkan, lebih jauh, hal itu tidak hanya tindakan tidak terpuji, tapi bisa dikatakan sangat jahat bagi warganya.

“Kalau dalam sebuah kesepakatan itu kotor, berarti itu merupakan permufakatan jahat,” ujar Andik.

Oleh sebab itu, Andik meminta agar hal ini menjadi bahan evaluasi panitia penyelenggara perayaan. Jangan sampai perayaan kemerdekaan ini dihiasi dengan wajah buruk panitia penyelenggara yang mengelolanya karena masalah sepele seperti ini. “Untuk itu, kita akan terus melawan setiap kebijakan yang tidak adil,” tutup Andik.

Satu komentar untuk “Pesta Rakyat Diwarnai Kebijakan Kotor KBRI Kuala Lumpur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.