Singkong atau ketela adalah bahan baku utama pembuatan tepung tapioka. Namun, tidak sembarang singkong bisa diolah menjadi tepung tapioka. Salah satu kriteria singkong yang bisa dibuat menjadi tepung tapioka adalah singkong dengan kandungan air yang tidak terlalu banyak sehingga bisa menghasilkan sari pati maksimal. Kandungan sari pati singkong paling tidak lebih dari 30 %. Jika kandungan tidak mencapai presentase tersebut, bisa dipastikan hasil tepung tapioka tidak sesuai yang diharapkan.
Desa Gumelar sebagai salah satu sentra pengrajin tepung tapioka di Kabupaten Banyumas tentu membutuhkan banyak singkong sebagai bahan baku tepung tapioka. Ada sekitar 20 lebih pengrajin tepung tapioka yang berada di Desa Gumelar, sayangnya untuk memenuhi kebutuhan singkong tersebut, para pengrajin masih mendatangkan dari luar daerah. Inilah yang coba sedang disiasati oleh Raswin, warga Desa Gumelar yang mulai mencoba untuk berdaya dengan menanam singkong sebagai bahan baku pembuatan tepung tapioka.
“Ide awalnya karena kurangnya bahan baku singkong, bahkan dari luar daerah pun terkadang terjadi kelangkaan. Inilah yang kemudian membuat harga melonjak dan tidak seimbang dengan harga jual tepung tapioka,’’ ungkap Raswin.
Singkong yang ditanam Raswin ternyata bukan singkong kebanyakan yang menjadi bahan baku tepung tapioka. Singkong Gajah menjadi pilihannya untuk memulai usaha bertani Singkong. Ada beberapa alasan kenapa mantan buruh migran ini menanam singkong gajah, salah satunya adalah kandungan sari patinya diatas 30 %.
“Selain itu singkong gajah ukurannya sangat besar. Baru usia dua setengah bulan saja sudah mulai ada isinya, dan sembilan bulan saat pane,n satu pohonnya bisa menghasilkan buah mencapai dua puluh kilogram,’’ tuturnya.
Raswin juga menceritakan bahwa untuk percobaan pertama, ia hanya menanam pohon singkong 200 batang, dengan kalkulasi penghitungan saat penen sekitar 4 ton. Dari perhitungan inilah yang kemudian membuatnya mencoba menanam Singkong lebih banyak lagi dilahan sewaan dalam waktu dekat.
“Selain menanam singkong lebih banyak, saya juga akan mencoba menggunakan pupuk organik untuk mengembalikan kesuburan tanah. Sekarang kan di Gumelar sudah banyak teman-teman yang mengelola pupuk organik, termasuk nanti akan mencoba pupuk organik cair yang bahannya dari limbah tepung tapioka atau blendrang,’’ tutupnya.