Wahib (40), BMI/TKI overstay asal Desa Talun, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, meninggal dunia di Malaysia pukul 18.00, Mingggu (14/05/2015). Wahib meninggal setelah dikejar oleh polisi Malaysia. Cerita bermula ketika Wahib yang tinggal di kampung Pandan, ingin bersilaturahmi dengan Hasan, yang tinggal di Pandan Perdana. Jarak antara kampung Pandan dengan Pandan Perdana sebenarnya tak terlalu jauh, kurang lebih 1,5 km.
Hasan menceritakan kepada Tim Serantau kejadian meninggalnya Wahib. Minggu sore sekitar pukul 17.00 waktu Malaysia, Wahib dan Hasan duduk dengan beberapa teman-temannya di Kedai Mamak (restoran India Muslim) yang berada di bawah rumah flat Blok A Pandan Perdana. Disebelah meja Hasan dan Wahib, ada seorang warga tempatan yang menjual nomor/togel yang sedang dikerubungi dua orang pembeli.
Selang beberapa menit kemudian ada lima orang polisi dari Balai Polis Pandan Indah menyerbu tempat tersebut, di dalam kedai masih ada almarhum Wahib dan Hasan. Semua pelangan yang berada di dalam keda ditanya satu persatu. Saat itu, Wahib yang merasa tak punya dokuman dan hanya memiliki paspor dari program 6P sempat berbisik pada Hasan akan melarikan diri saja.
Belum sempat dijawab oleh Hasan, Wahib langsung melarikan diri dengan posisi masih makan pisang rebus. Ketika Wahib lari, polisi sempat mengejar, tapi tak sampai jauh polisi balik lagi dan membiarkan Wahib lolos.
Hasan merasa gembira mengetahui polisi tak mengejar Wahib terlalu jauh, karena mungkin polisi sudah sibuk menangkap tiga orang di dalam kedai yang berurusan dengan nomor/togel gelap itu. Setelah polisi membawa tiga orang tersebut, Hasan juga meninggalkan kedai menuju ke rumahnya sembari berpikir kemana larinya Wahib, karena di sekitar larinya Wahib tak ada orang.
Hasan memutuskan untuk menunggu di rumahnya, namun saat Hasan sampai di depan pintu rumahnya, Hasan di telepon temannya. Temannya memberitahukan jika Wahib jatuh ke dalam longkang/got sedalam kurang lebih 3 meter dan lebar 2 meter. Wahib meninggal dunia di tempat.
Di tempat jatuhnya Wahib memang sekilas seperti tak ada longkang/got karena banyak besi-besi seperti seng (penutup atap) yang sudah tak terpakai dan rumput-rumput yang tumbuh tinggi. Orang yang pertama tau keberadaan Wahib adalah pekerja Kedai Mamak. Pekerja tersebut menceritakan ketika ia sedang bersih-bersih di samping kedai, ia melihat ada seseorang masuk ke dalam longkang/got, tetapi tak kunjung keluar.
Pekerja tersebut kemudian memanggil beberapa orang untuk melihat bersama-sama dan ditemukanlah Wahib sudah dalam posisi tengkurap di dalamnya. Dengan bantuan beberapa orang, akhirnya Wahib diangkat naik. Setelah diangkat naik, Wahib masih bisa bernafas beberapa menit. Tetapi, sebelum ambulan datang Wahib sudah menghembuskan nafas terakhir. Kejadian ini sangat membuat sedih teman-teman Wahib dan orang-orang yang mengetahuinya. Wahib hanya ingin menyelamatkan diri dari polisi karena takut kena tangkap, tetapi malah mengorbankan nyawanya sendiri.
Semoga dari kejadian ini, teman-teman BMI di Malaysia, khususnya buruh migran/TKI overstay jangan terlalu mengambil resiko jika ada razia dari pihak berkuasa. Seandainya kena tangkap kita hanya di penjara beberapa bulan dan masih punya harapan ke depan. Meninggal memang takdir tuhan, tetapi apa salahnya kalau kita selalu berhati-hati menjaga diri demi orang-orang yang kita sayangi.
2 komentar untuk “BMI Overstay Meninggal Setelah Dikejar Polisi Malaysia”