Buruh Migran Cilacap Kembangkan Credit Union

Author

Pelatihan Cedit Union bagi Forum Buruh Migran di Cilacap (23/07/2013).
Pelatihan Cedit Union bagi Forum Buruh Migran di Cilacap (23/07/2013).

Buruh migran di wilayah Kabupaten Cilacap kembangkan pemberdayaan ekonomi warga melalui Credit Union (CU). Kegiatan itu merupakan inisiatif lanjutan setelah mereka mengorganisasi diri dalam Forum Warga Buruh Migran Cilacap. Untuk memulai CU, mereka menggelar workshop mengenal CU bersama Agung KN, seorang praktisi CU dari Jakarta.

Workshop digelar di Hotel Arya Guna, di Kawasan Desa Buntu, Kroya, Cilacap, selama dua hari, 23-24 Juli 2013. Acara diikuti oleh 56 perwakilan Forum Warga di tiga Kecamatan, yaitu Nusawungu, Binangun, dan Adipala. Acara berlangsung antuasias karena semua peserta merupakan pelaku usaha simpan-pinjam di wilayahnya.

Agung NK menjelaskan CU merupakan suatu perkumpulan masyarakat yang saling percaya dan bersepakat membantu sesama anggotanya, dengan cara menabung dan meminjamkan hasil tabungannya kepada sesama anggota. CU bukan tempat untuk mendapatkan sumbangan, melainkan tempat untuk saling membantu melalui penciptaan modal secara demokratis dan sesuai dengan kemampuan sendiri.

“Kekuatan CU terekspresi dari kesetiaan anggotanya untuk jadi penabung dan peminjam yang baik. Uang bukan tujuan akhir, CU mendorong anggotanya untuk meraih kebebasan finansial,” jelasnya.

Agung NK praktisi Cerdit Union, saat memaparkan materi tentang Credit Union.
Agung NK praktisi Cerdit Union, saat memaparkan materi tentang Credit Union.

CU akan berkembang bila ditopang oleh tiga pilar, yaitu swadaya, setia kawan, dan pendidikan. Untuk mendirikan CU, kelompok tak perlu mencari modal dari lembaga lain, para pelopor CU justru menyarankan mereka untuk menghimpun dana melalui simpanan anggota. Singkatnya, CU menganut prinsip: dari, oleh, dan untuk anggota.

Pilar kedua, CU harus didirikan oleh kumpulan orang yang saling percaya. Pengembangan CU menyarankan agar kelompok anggota saling memperhatikan kepentingan bersama dibanding kepentingan sendiri. Anggota harus rajin menabung dan membayar pinjaman, supaya tiap anggota mendapat kesempatan yang sama. “Di CU ada motto: Anda susah Saya bantu, Saya susah Anda bantu,” lanjut Agung KN.

Selain itu, pendidikan berperan penting dalam pengembangan usaha CU. Kelompok memanfaatkan pendidikan sebagai media untuk menyadarkan dan membebaskan anggota dari kesulitan ekonomi. Lewat pendidikan, anggota CU dapat mengerti dan berperan aktif dalam kegiatan kelompok.

Acara workshop ini terselenggara atas dukungan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) dan Yayasan Tifa Jakarta.

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.