Perilaku Seksual Suami TKW

Author

Masalah terkait perilaku seksual suami TKI kerap menjadi pertanyaan yang tabu sekaligus menarik untuk diteliti. (Ilustrasi Gang Sadar, salah satu lokalisasi di Banyumas)
Masalah terkait perilaku seksual suami TKI kerap menjadi pertanyaan yang tabu sekaligus menarik untuk diteliti. (Ilustrasi Gang Sadar, salah satu lokalisasi di Banyumas)

BANYUMAS. Sum (54) adalah seorang suami yang sejak anaknya berumur 2 tahun sudah ditinggal pergi istrinya untuk bekerja di luar negeri. Kar (45), istri Sum, memilih Arab Saudi sebagai negara pertama yang ia tuju untuk bekerja sebagai. Setelah habis masa kontrak kerja di Timur Tengah, Kar mencoba peruntungan untuk bekerja ke Singapura. Namun, karena pertimbangan gaji ia akhirnya lebih memilih untuk hijrah ke Taiwan dan saat ini bekerja di Hong Kong.

Selama sang istri bekerja di luar negeri, Kar tetap berada di rumah untuk mengasuh anak dari usia balita sampai menjelang sarjana. Begitu risiko pasangan TKI yang sedang mempunyai cita-cita anaknya sukses menjadi seorang bidan desa. Saat ini, buah hati mereka sudah menginjak semester terakhir bangku kuliah di sebuah akademi kebidanan. Seruni sempat berbicara panjang lebar dengan lelaki tersebut, terutama seputar kebutuhan biologisnya selama 20 tahun berpisah dengan sang istri. Jangka waktu tersebut tentu bukanlah sebuah rentang waktu yang pendek.

Dengan siapakah laki-laki tesebut menyalurkan kebutuhan batinnya?. Kepada pegiat dari SERUNI Banyumas, laki-laki yang sudah terbiasa hidup sendiri tersebut berbicara secara blak-blakan.

“Kami sudah komitmen dengan istri, Mas. “Jajan” juga nggak apa-apa, yang penting hati-hati,” tutur laki-laki setengah baya itu.

Pegiat SERUNI sempat terkejut mendengar penuturan warga yang tinggal di Kecamatan Gumelar, Banyumas tersebut. “Jajan” adalah sebuah istilah laki-laki dewasa, yang melakukan hubungan suami istri dengan bukan istrinya, melainkan dengan PSK.

Ketika pegiat SERUNI melontarkan pertanyaan mengenai resiko penyakit AIDS yang bisa saja menimpanya, berikut jawaban Sum:

“Takut sih, tapi kan ada penangkalnya…”

“Apa penangkalnya?”

“Makan pisang ambon….”

Dua pertanyaan tersebut merupakan bagian dari sekian banyak pertanyaan yang dilemparkan Tim Seruni, kepada beberapa responden suami TKW, terkait perilaku seksual mereka. Percakapan ini merupakan bagian dari kegiatan wawancara terkait perilaku seksual para suami TKI yang dilakukan oleh SERUNI Banyumas bekerja sama dengan PPGA Unsoed yang di ketuai oleh Dr. Tyas Retno Wulan. (Sus)

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.